• Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Senin, Mei 19, 2025
  • Login
totabuan.co
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
totabuan.co
No Result
View All Result
Home Hukrim

Dua Saksi Dihadirkan di Sidang Korupsi MMS

Redaksi by Redaksi
2 Maret 2017
in Hukrim
0
Dua Saksi Dihadirkan di Sidang Korupsi MMS
0
SHARES
95
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Dua Saksi Dihadirkan di Sidang Korupsi MMSTOTABUAN.CO MANADO— Kasus dugaan korupsi TPAPD yang melibatkan mantan Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Marlina Moha Siahaan (MMS) hingga kini terus berproses. Sidang yang dilakukan di Pengadian Negeri Manado Rabu 1 Februari 2017 lalu, saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntu Umum (JPU) memberatkan MMS.

Jasirun Hiong dan Ikram Lasingaru misalnya, saksi  yang dihadirkan JPU dalam  persidangan di Pengadilan  Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Dua saksi itu di hadapan Hakim yang diketuai Sugiyono, dan Halija Waly dan Nich Samara, tak menampik soal prakterk pinjam uang APBD itu.

Dalam kesaksiannya, Jasirun ikut mengungkap jika MMS melaukan peminjaman dana TPAPD Bolmong sebesar Rp1 miliar. Di depan Hakim, Jasirun  menuturkan saat terjadi peminjaman uang, Ia diajak oleh Mursid Potabuga  untuk mengantarkan uang ke rumah MMS. “Rumah kami (Jasirun dan Mursid) berdekatan. Saat itu saya mau beli rokok, dan di jalan berpapasan dengan Mursid. Dia meminta saya untuk menemani ke rumah Marlina,” ujar Jasirun.

Meski demikian, Jasirun  yang tak lain masih sepupu dengan Marlina itu mengaku, jika Ia tidak mengetahaui asal uang itu dari mana. “Iya tapi saya tidak tahu uang itu dari mana. Yang saya tahu berdasarkan pengakuan Mursid itu uangnya, saya tidak tahu kalau itu uang TPAPD,” aku Jasiru.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Dawan Manggalupang lantas bertanya  maksud ajakan Mursid ke rumah Marlina apa. Pertanyaan JPU sempat membuatnya memberikan keterangan yang berbelit-belit. Namun, saat JPU membacakan kesaksian Jasirun yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), akhirnya Jasirun pun mengakui bahwa dirinya memang diajak Mursid untuk mengantar uang ke Marlina.

“Di dalam BAP di sini saudara katakan dengan jelas waktu itu pergi dengan Mursid dengan maksud membawa uang yang berada di dalam tas warna hitam untuk Marlina,” kata JPU Dawan Manggalupang.

Namun Jasiru mengakui jika melihat uang tersebut diserahkan ke MMS. “Saya melihat uangnya, dan kata Mursid itu uangnya yang akan dipinjamkan ke Marlina sejumlah Rp1 miliar,” aku Jasiru.

Selan Jasiru, Ikram Lasingaru juga memberikan keterangan. Ikram mengaku menandatangani peminjaman uang oleh MMS namn hanya Rp250 juta. Namun anehnya, Ikram mngatakan, bahwa sejumlah uang itu telah dikembalikannya. Padahal, menurut JPU sejumlah uang itu tidak pernah dikembalikan.

“Saudara sudah disumpah. Bila memberikan keterangan palsu berdasarkan KUHAP saudara bisa dipidana 7 tahun penjara. Dan berdasarkan UU Tipidkor saudara diancam hukuman minimal 2 tahun penjara maksimal 12 tahun penjara,” jelas Hakim Ketua.

Dalam kasus ini JPU menjerat terdakwa dengan pasal 2 ayat (1), jo pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU RI No 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No 31 tahun 1999, jo pasal 55 ayat (1) Ke-1, jo pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

Dan subsider pasal 3 jo pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU RI No 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No 31 tahun 1999, jo pasal 55 ayat (1) Ke-1, jo pasal 64 ayat (1) KUHPidana. Kedua pasal 6 ayat (1) huruf a, huruf c, dan huruf f Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Perubahan UU RI No 15 Tahun 2012 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, jo pasal 55 ayat (1) Ke-1, jo pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

Dugaan keterlibatan MMS berawal saat dirinya masih menjabat sebagai Bupati Bolmong.  MMS diduga kuat telah melakukan aksi korupsi dana TPAPD Triwulan II dan Triwulan III, dengan modus pinjam. Sehingga, menyebabkan terjadinya kerugian negara/daerah hingga mencapai angka miliar rupiah, kata JPU.

Bahkan, JPU lewat dakwaannya sempat menunding MMS telah memerintahkan M Potabuga, untuk membuat Surat Pernyataan Peminjaman Dana sebesar Rp1 miliar atas nama Suharjo Makalalag. Seolah-olah Suharjo selaku pihak peminjam dana sesuai pembicaraan pada hari sebelumnya antara MMS dengan saksi Makalalag melalui telepon, pada tanggal 8 Juni 2010 silam. Padahal, dana TPAPD sebesar Rp1 miliar telah diterima terdakwa.

Diketahui, JPU menjerat terdakwa dalam pasal 2 ayat (1), jo pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU RI No 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No 31 tahun 1999, jo pasal 55 ayat (1) Ke-1, jo pasal 64 ayat (1) KUHPidana. Dan subsidair pasal 3 jo pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU RI No 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No 31 tahun 1999, jo pasal 55 ayat (1) Ke-1, jo pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

Singkatnya, menurut JPU terdakwa diduga kuat telah melakukan aksi korupsi dana TPAPD Triwulan II dan Triwulan III, dengan modus pinjam. Sehingga, menyebabkan terjadinya kerugian negara/daerah hingga mencapai angka miliar rupiah.

 

Sumber: Media Sulut

Tags: Dawan Manggalupangkorupsimarlina moha siahaanMMSTPAPD
Previous Post

Program Anak Asuh Segera Terealisasi

Next Post

Pemkot Tingkatkan Kompetensi Aparatur Pemerintah Desa

Next Post
Pemkot Tingkatkan Kompetensi Aparatur Pemerintah Desa

Pemkot Tingkatkan Kompetensi Aparatur Pemerintah Desa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

BERITA TERKINI

Pansus LKPJ DPRD Bolmong Temukan Banyak Proyek Bermasalah
Bolmong

Pansus LKPJ DPRD Bolmong Temukan Banyak Proyek Bermasalah

by Redaksi
18 Mei 2025
0

TOTABUAN.CO BOLMONG -- Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPj) DPRD Bolaang Mongondow (Bolmong) menemukan banyak proyek bermasalah. Proyek...

Read moreDetails
TP PKK Bolmong Tinjau  Agroindustri Pengolahan Nenas di Kabupaten Kediri

TP PKK Bolmong Tinjau  Agroindustri Pengolahan Nenas di Kabupaten Kediri

18 Mei 2025

Rektor IAIK Masih Bungkam Soal Laporan Dana Hibah di Kejaksaan

18 Mei 2025
Pemkab Bolmong Masih Berikan Waktu Bagi 21 KK yang Tempati Lahan di Karang Ria

Pemkab Bolmong Masih Berikan Waktu Bagi 21 KK yang Tempati Lahan di Karang Ria

18 Mei 2025
Pemkab Bolmong Amankan Aset di Karang Ria Manado yang  Ditempati 21 KK

Pemkab Bolmong Amankan Aset di Karang Ria Manado yang  Ditempati 21 KK

17 Mei 2025
totabuan.co

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.

TENTANG TOTABUAN.CO

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

IKUTI KAMI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.