TOTABUAN.CO — Saat menggerebek dan menangkap seorang terduga kasus sabu-sabu di Desa Karangren, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, senjata api (senpi) petugas Satreskoba Polres Probolinggo Kota (Polresta) mengenai orang lain. Sumarno, 70, dilarikan ke RSUD Waluyo Jati, Kraksaan, karena menderita dua luka tembak di lengan kanan dan rusuk sebelah kiri.
Sumarno tertembak saat polisi bermaksud mengamankan Agus Sudarmadji, 40, putranya yang menjadi tersangka kasus narkoba jenis sabu-sabu (SS). Hingga sore kemarin (10/11), Sumarno masih dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Waluyo Jati, Kraksaan.
Berdasar informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Bromo, insiden penembakan tersebut terjadi sekitar pukul 05.00. Saat itu, Sumarno dan istrinya, Sudaryati, 60, baru pulang dari Pasar Semampir untuk kulakan sayuran. Pasutri tersebut memang membuka warung sayur di depan rumah mereka.
”Saya tidak tahu apa-apa. (Saat itu) pulang dari pasar untuk kulakan. Istri saya di warung dan saya masuk ke rumah,” tutur Sumarno saat ditemui di IGD.
Ketika itulah, Sumarno mendengar teriakan maling dari Agus Sudarmaji, 40, putranya yang tinggal bersebelahan dengan rumahnya. Kebetulan, rumah Sumarno dan Agus itu terhubung menjadi satu.
Mendengar teriakan tersebut, Sumarno spontan menuju asal suara. Namun, langkah Sumarno langsung terhenti di depan sesosok tegap yang menghadangnya. Sumarno pun sempat menanyakan identitas penghadangnya. ”Siapa kamu?” tanyanya. ”Dari polresta,” jawab lelaki di depannya itu singkat.
Sumarno mengaku tidak mengetahui maksud polisi datang ke rumahnya. Dia pun sempat menanyakan surat penahanan dan penangkapan, tetapi petugas tidak bersedia menunjukkan. ”Mana surat penangkapannya? Kalau tidak ada, berarti kamu ini rampok,” tutur Sumarno mengulang percakapannya dengan petugas sebelum penembakan.
Kemudian, Sumarno mengambil tutup panci di rumah dan hendak melemparkannya ke arah petugas di depannya. Saat itulah, sebuah tembakan mengarah kepada dirinya dan mengenai lengan kirinya. Satu tembakan cukup membuat Sumarno terjatuh. Namun, dia berusaha bangkit. Dor! Tembakan kedua dari petugas menyerempet tulang rusuk kirinya.
”Keneng tembak lengan tangan kiri, sengkok robbuh. Pas ajegeeh, etembak poleh. Sengkok tak neguh apah (Kena tembak lengan tangan kiri, saya ambruk. Pas mau berdiri, ditembak lagi. Padahal, saya tidak pegang apa-apa, Red),” papar Sumarno dalam bahasa Madura.
Setelah penembakan tersebut, ungkap Sumarno, dirinya dan istri yang masuk ke rumah berteriak maling. Tidak lama kemudian, petugas yang diperkirakan berjumlah empat orang itu pergi meninggalkan lokasi. Selanjutnya, dia segera dilarikan tetangganya ke rumah sakit untuk dirawat.
Sementara itu, dr Krisna, dokter jaga IGD RSUD Waluyo Jati, Kraksaan, menyatakan, karena tembakan tersebut, tulang lengan kiri Sumarno hancur. Bahkan, sisa proyektil peluru masih tertinggal di dalam.
Menurut Krisna, rusuk kiri Sumarno hanya menderita luka gores 7 sentimeter. ”Proyektil peluruh belum dibersihkan dari dalam lengan kiri pasien karena menunggu dan konsultasi dengan dokter bedah dulu,” terangnya.
Secara terpisah, sekitar pukul 10.30, Kasatreskrim dan Kasatnarkoba Polresta Probolinggo tiba di mapolres untuk berkoordinasi terkait dengan insiden tersebut. ”Keterangannya langsung ke Pak Kapolresta saja ya,” kata Kasatnarkoba Polresta Probolinggo AKP Sumi Andana.
sumber : jpnn.com