TOTABUAN.CO — Indonesia Police Watch (IPW) merilis jumlah polisi yang tewas di seluruh Indonesia sepanjang tahun 2014. Polisi yang tewas mencapai 41 orang dan luka 42 orang. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 lalu, yaitu 27 polisi tewas dan 72 polisi terluka.
“Catatan akhir tahun 2014 IPW mengungkapkan, polisi tewas akibat ditembak pelaku kriminal atau ditembak sesama polisi menduduki ranking tertinggi penyebab kematian polisi di 2014, dengan jumlah 14 polisi tewas dan 12 terluka. Ranking kedua kecelakaan lalulintas, ada 10 polisi tewas dan lima terluka. Ketiga, polisi dikeroyok massa, lima tewas dan 12 luka. Keempat, polisi dibacok, tiga tewas dan enam terluka. Penyebab lainnya membuat sembilan polisi tewas dan tujuh terluka,” terang Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, dalam keterangannya kepada Okezone, Selasa (23/12/2014).
Menurutnya, kawasan yang paling rawan bagi kematian polisi adalah Jakarta. Yaitu ada 12 peristiwa yang menyebabkan 4 polisi tewas dan 9 terluka. Posisi kedua Jabar dengan 10 peristiwa yang menyebabkan delapan polisi tewas dan 6 luka. Papua ada sembilan peristiwa yang menyebabkan delapan polisi tewas dan 10 luka.
“Yang menarik kawasan yang selama ini rawan konflik seperti Aceh, Maluku, dan Sulteng ternyata di 2014 menjadi daerah yang relatif aman bagi polisi, meski di Sulteng ada satu polisi tewas,” ujarnya.
Dikatakan Neta, tingginya angka kematian polisi saat menjalankan tugas ini perlu dicermati Mabes Polri, apalagi trennya meningkat sejak lima tahun terakhir. Yang paling memprihatinkan lagi adalah tren kematian polisi akibat ditembak rekannya sendiri yang terus meningkat.
“Ini menunjukkan sesama polisi tidak bisa menahan emosi dan lebih mengedepankan arogansi. Diharapkan di 2015, jajaran Polri lebih bisa mawas diri, terlatih, peka, tidak emosional dan arogan, sehingga angka kematian polisi saat bertugas bisa ditekan dan tidak menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan,” pungkasnya.
sumber : okezone.com