TOTABUAN.CO BOLTIM –Ada-ada saja yang jadi bahan untuk mengkampanyekan salah satu kandidat pasangan calon. Tapi tidak memanfaatkan bantuan dana milik pemerintah. Di mana bantuan pemerintah yang bersumber dari APBD, dimanfaatkan oleh tim sukses salah satu pasangan calon bupati dan calon wakil bupati yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) guna untuk mendapat dukungan.
Seperti bantuan dana di dinas perdagangan dan perindustrian (Disperindag) yang bersumber dari APBD sebesar Rp 7 juta, yang diperuntukan bagi setiap pengusaha kecil di Boltim. Akan tetapi, penyaluran dana ini diduga telah dimanfaat oleh salah satu tim sukses pasangan calon. Dana yang diperuntukan untuk pengusaha kecil itu, malah diarahkan untuk memilih salah satu pasangan calon mereka.
“Saya ditawari oleh salah satu tim sukses salah satu pasangan calon untuk menerina dana Rp 7 juta dari Disperindag, dengan ketentuan harus memilih calon mereka. Namun tawaran tersebut saya tolak, karena sudah syarat kepentingan, ” ungkap sumber.
Kejadian yang sama juga terjadi di Desa Motongkad Kecamatan Nuangan. Salah satu kontraktor pemenang tender bantuan sembako dari dinas sosial (Dinsos), diduga memanfaatkan bantuan tersebut untuk salah pasangan calon yang mereka dukung. Warga yang menerima bantuan sembako, diarahkan agar memilih salah satu calon.
“Penerima bantuan dimanfaatkan oleh oknum kontraktor. Kalau tidak ikut, maka sembako itu tidak diserahkan, ” kata Mudrik Mamonto warga Motongkad. Selaku warga Montongkad kata Mudrik, sangat menyayangkan kejadian ini.
“Hanya karena kepentingan Pilkada, bantuan pemerintah untuk warga dimanfaatkan, ” sentilnya.
Kepala Dinsos Pemkab Boltim, Syaiful Umbola ketika dikonfirmasi mengaku sudah menarik bantuan sembako tersebut dari tangan kontraktor dan langsung dipindahkan ke kantor Dinsos.
“Sembakonya sekarang sudah berada di kantor. Jadi bagi warga penerima bantuan, jika ingin mengambil sembakonya silahkan ke kantor Dinsos, ” kata Umbola.
Sementara Kepala Disperindag Pemkab Boltim, Muhtar Limbanadi ketika dikonfoirmasi soal dugaan penyelewengan bantaun dana melalui kantornya belum memberikan penjelasan. Pasalnya, ketika dikonfirmasi nomor Limbanadi dalam keadaan aktif, tapi tak diangkat-angkat.(fac)