TOTABUAN.CO BOLMONG – Pembangunan Bandar Udara (Bandara) di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) terus menjadi perhatan serius antara pemeritah dan pihak konsultan.
Menurut Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Bolmong Yudha Rantung saat membacakan sambutan Bupati Yasti Seopredjo Mokoagow, laporan PT Wima Waya Nusantara selaku konsultan ini dimaksud, untuk menganalisis besaran dampak lalu lintas yang timbul akibat pembangunan Bandara pada tahap‑pra, tahap konstruksi dan operasional.
“Penyampaian laporan pada hari ini juga, merupakan tahap kedua dari tahapan studi konsultansi analisis dampak lalu lintas pembangunan Bandara di Bolmong,” ujar Yudha saat membacakan sambutan.
Selaku pemerintah katanya, proyek pembangunan Bandara ini menjadi perhatian yang dapat diharapkan akan menghasilkan suatu rumusan dan konsep serta solusi. Baik dalam penanggulangan permasalahan dibidang lalu lintas, maupun sebagai dampak dari pembangunan Bandara.
Yudha menambahkan, Pemkab Bolmong juga sangat menyambut baik dan memberikan apresiasi sekaligus menyampaikan ucapan terima kasih, kepada jajaran Dinas Perhubungan Bolmong atas pelaksanaan kegiatan ini.
Dijelaskan, berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 tahun 2015 tentang penyelenggaraan analisis dampak lalu lintas, dalam pasal 2 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap rencana pembangunan pusat kegiatan,
permukiman dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, wajib dilakukan analisis.
“Kepada pemerintah desa dan masyarakat yang ada di sekitar lokasi pembangunan Bandara, diharapkan dapat mendukung sepenuhnya terhadap studi konsultasi ini. Termasuk pembangunan Bandara yang akan memasuki tahapan selanjutnya. Sebab keberhasilan pembangunan Bandara, salah satunya ditentukan oleh dukungan yang positif dari masyarakat,” pungkasnya.
Sebelumnya Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow menuturkan, pemerintah terus berupaya agar proyek Bandara terus dikerjakan. Di mana proyek senilai 325 Miliar itu, sudah selesai ditender. Pada tahap pertama telah dianggarkan oleh pemerintah pusat melalui APBN tahun 2018 berjumlah Rp16.599.000.000 Miliar. Dengan panjang Bandara 1.400 meter dan lebar 30 meter.
Untuk anggaran pembangunan Bandara dilakukan secara bertahap dan tahun ini pemerintah pusat sudah mulai kucurkan.
Selain itu luas lokasi bandara terus ditambah. Untuk kebutuhan lahan seluas 415,37 Hektare. Sedangkan yang ada saat ini kurang lebih 348.96 Hektare sudah bersertifikat.
Namun Dinas Perhubungan masih akan melakukan survey. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan 66 Hektare. Karena pada ujung Runway TH 29,43 hektare dan pada ujung Runway TH 11,23 Hektare.
Kadis Perhubungan Bolmong Ashari Sugeha berharap kerjasama lintas sektoral maupun seluruh elemen masyarakat terlebih yang ada disekitarnya karena pekerjaan lanjutan tahap kedua akan segera dilelangkan pada Desember 2018.
“Jika pekerjaan lanjutan akan segera dikerjakan, saya berharap jangan ada lagi kegiatan penanaman pada area atau lokasi bandara,” ujar Ashari
Penulis: Viko