Advertorial
Rangkaian ritual yang dilaksanakan ribuan Umat Hindu di Bolaang Mongondow (Bolmong), menjelang dan saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1936, yang jatuh pada, Senin (31/3), memiliki makna hakiki yakni menggapai suatu keharmonisan hidup umat.
Bupati Bolmong, Hi Salihi Mokodongan berharap, umat Hindu yang merayakan Nyepi, kiranya dilaksanakan penuh keimanan yang kuat.
“Selamat Hari Raya Nyepi bagi umat yang merakannya,” kata Bupati.
Tak lupa Bupati berpesan agar kerukunan antar sesama umat beragama yang telah terpelihara selama ini di Bolmong kiranya terus dijaga dan ditingkatkan.
“Karena, kerukunan antara umat beragama itu penting dan mahal harganya,” ujar Bupati.
Di Bolmong, berbagai upacara sakral dilaksanakan Umat Hindu sebelum dan saat Nyepi. Mulai dari upacara Melsti yang digelar, Jumat (27/3), oleh ribuan umat Parisade Hindu di Pure Tirta Desa Mopuya Utara. Dilanjutkan dengan Taur Kesanga dengan pawai Ogoh-ogoh dengan tujuan untuk menetralisir kekuatan unsur negatif, sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam.
Hingga, pucak Nyepi, kemarin, dilaksanakan umat Hindu dengan khsuyuk dengan menjalankan empat unsur puasa dalam Catur Brata saat Nyepi yakni Amati Geni (Tidak menyalakan api), Amati Karya (Tidak beraktivitas), Amati Lelungayan (Tidak keluar rumah) dan Amati Lelanuan (Tidak makan dan menghibur diri) selama 24 jam. Rangkaian upacara sebelum hingga sesudah Hari Raya Nyepi bertujuan untuk menggapai suatu keharmonisan hidup umat Hindu. (IrGilalom)