Advertorial
Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) menggelar Halal bi Halal yang dipusatkan di Desa Adow Kecamatan Pinolosian Tengah Rabu 12 Juni 2019. Halal Bi Halal itu dihadiri Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw, Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Sulut dan Dewan Masjid Indonesia Sulut Hi Herson Mayulu, Bupati Bolsel Iskandar Kamaru dan Wakil Bupati Dedi Abdul Hamid para pimpinan SKPD Provinsi Sulut, para PNS Pemkab Bolsel serta tamu dan undangan serta masyarakat.
Halal bi Halal yang digelar ini merupakan tradisi yang telah membudaya di Indonesia khusunya di Kabupaten Bolsel. Istilah Halal bi Halal ini berasal dari bahasa Arab yang berarti halal dengan yang halal atau sama-sama saling menghalalkan.
Bupati Bolsel Iskandar Kamaru saat menyampaikan sambutan mengucapkan terima kasih kepada Wakil Gubernur Sulut Steven Kandow yang hadir bersama masyarakat Bolsel.
Menurut Bupati, Halal Bi Halal sebagai perekat tali silahturahmi dengan mengucapkan salam dan tegur sapa yang akan melahirkan keakraban dan kepedulian terhadap sesama.
“Kebaikan yang paling cepat balasannya adalah berbuat kebaikan dan silaturahmi,” ujar Bupati saat menyanpaikan sambutan.
Hala Bi Halal sungguh agung dan mulia ajaran Islam yang menyeru umat Islam untuk saling kenal mengenal dan menjalin hubungan persaudaraan dan menggalakkan sikap peduli terhadap sesama.
Dengan bersilaturahmi akan menyempurnakan keimanan kepada Allah SWT, terutama jika silaturahmi yang dijalin benar-benar atas dasar saling menghalalkan dosa-dosa dan memaafkan masing-masing dengan ikhlas.
Ketua LPTQ Sulut Hi Herson Mayulu saat memberikan tauziah menyampaikan sudah sepantasnya kita selalu memelihara hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita.
Menurut H2M sapaan akrabnya, ada tiga pelajaran yang bisa kita petik dari Halal Bi Halal. Pelajaran pertama adalah pembersihan diri dari segala bentuk kesalahan. Di suasana hari nan fitri ini kita “mudik” kepada Allah. Kembali kepada-Nya dengan membawa permohonan ampun. Memohon ampun atas dosa yang terjadi. Kita sadar bahwa diri ini penuh dosa.
Halal bi Halal menggiring kita untuk kembali kepada ampunan Allah yang sangat luas. Itulah makna hakiki dari kalimat Minal A`idhin wal Faizin yang artinya semoga kita kembali kepada fitrah dan menang melawan hawa nafsu.
Pelajaran kedua dari Halal bi Halal adalah membersihkan hati dari rasa benci kepada sesama. Dalam momentum Halal bi Halal. Tidak ada lagi kedengkian. Kita ganti dengan kelapangan jiwa. Kita obati kesombongan dengan kerendah-hatian. Kita buang permusuhan dan kita isi dengan persaudaraan.
Pelajaran ketiga lanjutnya yakni memupuk kepedulian dan kebersamaan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari pergaulan dan kebersamaan yang dibangun lewat sikap tolong-menolong. Muslim yang kaya membantu saudaranya yang miskin. Sepatutnya rasa gembira seseorang juga memberikan bentuk kenikmatan yang lain, yaitu kenikmatan bersyukur dengan berupaya membagi kebahagiaan itu kepada sesamanya.
“Kini, saatnya setiap Muslim membumikan berkah-berkah kesalehan Ramadhan dengan menebar rasa bahagia ke setiap orang, memupuknya, merawat dan menjaga agar mendapatkan buah indahnya ikatan persaudaraan,” ungkapnya.
Di bulan Syawal, sebagai bulan indahnya kebersamaan dalam kasih sayang, merupakan hari-hari yang begitu membahagiakan bagi semua Muslim.
Semoga segala kekurangan amal perbuatan pada bulan Ramadhan dapat tertutupi dan ditingkatkan di bulan Syawal ini dengan Silatu Rahmi ataupun Halal bi Halal serta meningkatkan amal ibadah lainnya demi menyempurnakan keimanan menjadi insan kamil yang benar-benar bertakwa kepada Allah SWT.
Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw mengatakan, gebyar Halal Bi Halal yang dilaksanakan ini terus dipupuk di bumi Sulawesi Utara khusunya di Bolsel.
Dia mengaku bawah hingga kini Sulawesi Utara dalam aman dan damai karena tingginya toleransi yang tercipta antara umat beragama.
Wagub berharap Halal Bi Halal ini menjadi ajang silaturahmi dan saling “Baku Sayang” yang sifatnya sustainable dan terus menjaga ukhuwah Islamiyah, wataniah dan insaniyah.
Usai menyampaikan sambutan, Wakil Gubernur Sulut menyerahkan sertifikat tanah sebagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan kemudian dilanjutkan dengan pelantikan jajaran pengurus PMI kabupaten Bolsel.
Puncak acara, Wagub Steven Kandouw didampingi Bupati Iskandar Kamaru dan Wabup Dedi Abdul Hamid meninjau stand-stand sekaligus menyantap hidangan ketupat.(**)