TOTABUAN.CO HUKRIM –Kepala satuan reserse kriminal Polres Kotamobagu AKP Muhamad Aswar Nur mengatakan, kasus dugaan Korupsi di Bulog Subdivre Bolmong, hingga kini terus berproses. Bahkan kasus tersebut sudah naik tahap Sidik.
“Kasus dugaan korupsi Bulog Subdivre Bolmong sudah masuk tahap Sidik,” ujar Kasat Reskrim Kotamobagu AKP Muhamad Aswar Nur Jumat (25/1/2019).
Sejumlah saksi pun telah diperiksa penyidik Polres, termasuk ratusan kepala desa yang berada di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
Dalam kasus distribusi beras miskin (Raskin) di sejumlah desa, penyidik menemukan kejanggalan jumlah jatah yang disalurkan Bulog Divre Bolmong e desa-desa. Di mana jatah yang diterima di desa, sudah tidak sesuai lagi. Padahal beras tersebut sangat dibutuhkan warga miskin.
Menurut Aswar, kasus dugaan korupsi Bulog Divre Bolmong telah dilakukan audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hasilnya, negara mengalami kerugian di atas Satu Miliar.
“Hasil audit dari BPKP, sudah ada kerugian negara-nya. Jumlah belum tahu pasti, tapi di atas Satu miliar,” ungkap Aswar.
Kendati demikian, Aswar sendiri belum memastikan berapa orang yang akan menjadi tersangka dalam kasus tersebut. Begitu pula dengan oknum kepala desa, siapa-siapa yang akan terseret, belum dipastikan.
“Kita rampugkan dulu hasil Sidiknya. Begitu kita gelar dan tetapkan tersangka, langsung kita tahan,” tegas Perwira muda ini.
“Yang pasti kasus dugaan Korupsi Bulog sementara kita Sidik. Kita tunggu saja,”tambahnya.
Mantan Kasat Reskrim Polres Tomohon ini, menjelaskan kasus dugaan korupsi Bulog Divre Bolmong bergulir sejak 2017 lalu. Di mana ada ratusan kepala desa ikut dimintai keterangan. Selain para kepala desa, para pegawai Bulog ikut diperiksa, termasuk Kepala Bulog Divre Bolmong Ronni Rasyid.
Dari pemeriksaan serta dokumen yang berhasil disita, penyidik menemukan kejanggalan dalam penyaluran Raskin. Distribusi Raskin pada 2017 hampir 300 ton beras tidak sampai ke warga miskin. Beras tersebut diduga diseludupkan dan dijual ke penada.
Untuk tahun 2015 dan 2016 ada 400 ton Raskin yang berhasil dijual ke Kabupaten Minahasa Selatan dan Gorontalo.
Penulis: Hasdy