• Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
totabuan.co
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
totabuan.co
No Result
View All Result
Home Kotamobagu

Kalau Tak Tahu Minum Kopi, Bukan Orang Bilalang Namanya

Redaksi by Redaksi
21 Maret 2018
in Kotamobagu
0
Kalau Tak Tahu Minum Kopi, Bukan Orang Bilalang Namanya
0
SHARES
142
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Kopi asal Kota Kotamobagu masih menjadi andalan. Kopi buatan lokal ini tampaknya  bukan hanya tersohor di Sulawesi Utara, atau pun di Pulau Jawa, akan tetapi tembus hingga ke Mancanegra.

Bagi Badaria Mokoginta, tradisi minum kopi sudah berlangsung lama sejak tanaman yang berasal dari Etiophia itu ditanam di tanah Totabuan. Tradisi minum kopi itu menurut Kades Bilalang Satu ini terus berlangsung hingga saat ini.

“Desa Bilalang ini dari dulu memang penghasil kopi. Kalau tidak tahu minum kopi, mungkin bukan orang Bilalang,” ujar Badaria becanda.

Saban bulan, Badaria menghasilkan 200 kg biji kopi organik yang dibeli dari petani di Bilalang. Kopi jenis Robusta Kotamobagu yang berbuah di tanah Bilalang ini sudah diuji Pusat Penelitian Kopi dan Kakao dengan skor uji citarasa 80,45.

Penanaman dan pengolahan kopi secara organik dan manual ini menjadi andalan utama produsen kopi di Bilalang. Dia mengatakan, bedahnya Kopi Dinodok dengan kopi lainnya, karena proses pengolahannya.

Sejak digeluti hampir dua tahun silam, produk kopi organik Bilalang dengan nama Dinodok sudah didistribusikan ke pasar swalayan lokal di Kotamobagu. Laris manisnya penjualan kopi Dinodok kini penjualanya sudah tembus pulau Jawa hingga mancanegara.

Kopi Dinodok sendiri sudah mendapat label halal dari Majelis Ulama Indonesia. Bahkan Indonesian Organic Farming Certifikation memberikan sertifikat pertanian organic kepada kelompok tani Bangelon II Desa Bilalang I Kecamatan Kotamobagu Utara karena telah menerapkan system pertanian oragnik sesuai SNI untuk kopi jenis Robusta.

Menurut Mama Sandri sapaan akrab Badaria kopi Kotamobagu kini banyak diincar peminat kopi. Produksi kopi yang masih terbatas menyebabkan dia harus rela membeli ke tempat lain dan diolah sesuai standar yang ada.

Ada tiga jenis kemasan dalam penjualan Kopi Dinodok. Dia menjelaskan, kemasan 100 gram dijual Rp10.000, kemasaran 250 gram dijual Rp23.000. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan warga, dia rela menjual kemasan kopi Dinodok dengan harga Rp1000 per sachet.

“Untuk harga seribu, kalau bagi pencinta kopi hanya sekali minum,” paparnya.

Luas kebun kopi di Kotamobagu memang terbilang sempit, hanya 192 hektare. Jumlah tersebut hanya 2,41% dari total perkiraan luas kebun kopi Sulawesi Utara seluas 7.939 hektare. Adapun, luas kebun kopi Sulut itu hanya 10,66% dari luas kebun kopi di Sulawesi Selatan.

Boleh dibilang, Kotamobagu sedikit tertinggal dibandingkan dengan daerah lain seperti Toraja. Selain kalah popular, kopi khas Kotamobagu juga belum memiliki Indikasi Geografis. Kendati demikian, kalangan pecinta kopi justru penasaran dengan kopi Kotamobagu.

Guna menggenjot produksi kopi, secara bertahap Pemkot Kotamobagu tengah mengupayakan perluasan lahan dan peningkatan kompetensi petani agar sektor perkebunan kopi bisa lebih berdaya.

Lewat bantuan berbagai pihak, Pemkot Kotamobagu  membagikan 170.000 ribu bibit kopi yang bakal ditanam di area seluas 300 hektare. Sebagian dari jumlah bibit yang disiapkan sudah ditanam sedangkan sisanya masih dalam tahap persiapan lahan.

Untuk mendukung perluasan lahan, Pemkot Kotamobagu  merogoh anggaran Rp36 miliar untuk buka akses jalan perkebunan.

Selain itu sangat cocok untuk pengembangkan menjadi agrowisata karena alamnya. (**)

Tags: BilalangkopiKopidinodokkotamobagu
Previous Post

Pemkab Bolmong Luncurkan “ATM Beras” di HUT Kabupaten

Next Post

BPD Berhak Awasi Penggunaan Dana Desa

Next Post
BPD Berhak Awasi Penggunaan Dana Desa

BPD Berhak Awasi Penggunaan Dana Desa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

BERITA TERKINI

Pemkab Bolmong Rayakan HUT Bhyangkara ke 79
Bolmong

Pemkab Bolmong Rayakan HUT Bhyangkara ke 79

by Redaksi
1 Juli 2025
0

TOTABUAN.CO BOLMONG -- Pemkab Bolaang Mongondow bersama Polres menggelar Syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Bhayangkara Senin 1 Juli 2025....

Read moreDetails
Aktivitas Pertambangan di IUP KUD Perintis Dihentikan Sementara

Aktivitas Pertambangan di IUP KUD Perintis Dihentikan Sementara

30 Juni 2025
KUD Perintis dan Penambang Bersepakat

KUD Perintis dan Penambang Bersepakat

30 Juni 2025
Pemerintah Desa Tanoyan Selatan Dukung KUD Perintis

Pemerintah Desa Tanoyan Selatan Dukung KUD Perintis

29 Juni 2025
Gubernur YSK: Sulut Kekurangan 120 Ton Beras

Gubernur YSK: Sulut Kekurangan 120 Ton Beras

29 Juni 2025
totabuan.co

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.

TENTANG TOTABUAN.CO

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

IKUTI KAMI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.