TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Pemkot Kotamobagu, bakal menambah area perkebunan kopi seluas 400 hektare guna memenuhi permintaan kopi yang terus meningkat.
Saat ini luas perkebunan kopi di Kotamobagu sudah tidak memadai untuk menggenjot produksi. Sementara itu, permintaan kopi khas Kotamobagu terus mengalir. Alhasil, pasokan kopi justru didatangkan dari luar wilayah Kotamobagu.
“Animo dari luar daerah dan luar negeri cukup tinggi. China, Ukraina, dan Belanda sudah datang ke sini dan mereka minta dalam jumlah besar,” kata Tatong Bara selapas penandatanganan kerja sama dengan Bank Indonesia di Kotamobagu beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, saat ini pemerintah kota telah membangun jalan akses menuju lokasi perkebunan senilai Rp36 miliar. Di samping itu, secara keseluruhan bakal disediakan 170.000 bibit kopi yang bakal ditanam di area seluas 300 hektare. Adapun saat ini luas area perkebunan kopi di Kotamobagu mencapai 192 hektare.
Menurut Tatong, sebagian tanaman kopi di kota seluas 68 km2 itu diremajakan (replanting). Dia menambahkan, sebagian dari jumlah bibit yang disiapkan sudah ditanam sedangkan sisanya masih dalam tahap persiapan lahan.
Selain memperluas area kebun, Pemkot Kotamobagu juga bekerjasama dengan BI guna membina petani kopi, mulai dari proses praproduksi hingga pasca produksi.
Tatong menekankan, kapasitas petani kopi harus ditingkatkan karena petani menjadi ujung tombak budidaya kopi di Kotamobagu.
“Petani harus masuk dalam pemeliharaan dan pengelolaan pascapanen, terlebih Kotamobagu sudah ditetapkan sebagai kawasan kopi nasional,” ujarnya.
Kepala Perwakilan BI Sulawesi Utara Soekowardojo, mengatakan bantuan kepada petani kopi di Kotamobagu merupakan bagian dari misi bank sentral dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di setiap wilayah.
“Kopi merupakan salah satu komoditas yang penting bagi masyarakat dunia, bukan hanya bagi konsumen tapi juga bernilai ekonomi bagi negara-negara yang memproduksi dan mengekspor biji kopi,” jelasnya.
Dia menambahkan, kualitas kopi robusta Kotamobagu tak kalah dengan daerah penghasil kopi lain di Indonesia. Potensi geografis Kotamobagu juga sangat mendukung untuk budidaya kopi, terutama kopi organik. (**)