TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Dandim 1303 Bolaang Mongondow Letkol Inf Sampang Sihotang mengaku kaget nama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dikait-kaitkan pada pemberitaan salah satu media online lokal Kotamobagu.
Sampang mengaku, Ia tidak pernah diperintahkan apalagi diintruksikan Panglima untuk melakukan penyelidikan terkait kasus penganiayaan oknum wartawan.
“Ngarang itu. Tidak pernah ada perintah dari Bapak Panglima untuk melakukan penyelidikan soal kasus penganiayaan oknum wartawan,” tegas Sampang Selasa 02 Mei 2017.
Sampang menjelaskan, awalnya terkait dengan kasus penganiayaan oknum wartawan, dihubungi untuk minta konfirmasi soal dugaan keterlibatan oknum TNI. Karena dikonfirmasi ada dugaan keterlibaatan TNI, Sampang mengaku segera melakukan koordinasi ke korban jika informasi tersebut benar.
“Saya dikonfirmasi wartawan bahwa ada dugaan keterlibatan oknum TNI dalam penganiayaan teman wartawan. Tapi setelah dikroscek ke Gun yang merupakan korban, ternyata itu baru sebatas dugaan. Jadi tidak ada namanya perintah atau intruksi dari Panglima. Kalau sebatas untuk melakukan penyelidikan bisa jadi. Tapi kalau intruksi dari Panglima itu tidak benar,” bantahnya.
“Jadi itu tidak benar. Ngarang saja. Mohon diluruskan, bahwa Panglima tidak pernah mengeluarkan intruksi ke Dandim soal penyelidikan,” tegasnya.
Sampang mengaku akan sangat terbuka dengan wartawan. Apaterlebih soal dugaan penganiayaan yang diduga melibatkan oknum anggota TNI. Akan tetapi soal intruksi Panglima, sama sekali tidak benar. “Mungkin wartawannya yang telepon langsung sama Pak Panglima. Tapi kalau soal intruksi, itu sama sekali tidak ada,” katanya.
Diketahui dalam pemberitaan salah satu media online lokal, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo telah mengintruksi Dandim 1303 Bolmong untuk melakukan penyelidikan dugaan keterlibatan oknum TNI dalam kasus penganiayaan wartawan Gunadi Mondo Sabtu 29 April 2017 sekitar pukul 03.30 jelang Subuh.
Penulis: Hasdy