TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Sejumlah figur kini mulai bermunculan jelang Pemilihan walikota dan wakil walikota Kotamobagu 2018 mendatang. Tidak terkecuali para figur non partai mulai dari birokrat dan akademsi.
Menurut pengamat politik Bolmong Raya Muhamad Jabir, peluang keterpilihan dua kalangan dari birokrat dan akademisi sangat berpeluang untuk mendapatkan tempat di pilkada Kotamobagu ketimbang dari kalangan pengusaha dan profesional.
Namun, untuk mencari magnet adalah sejauh mana opini berkembang dari setiap figur opini, melalui pencitraan. “Itu sangat penting dibentuk sedini mungkin,” kata Jabir.
Jabir menilai untuk pemilihan walikota dan wakil waliota Kotamobagu, kalangan birokrat dan akademisi berpeluang mendapat tempat dibanding pengusaha. Ini karena Kotamobagu tempat berhimpunnya politisi dan pemerhati sosial. “Sosok ke depan yang diperlukan betul-betul sosok yang matang dalam pemerintahan atau setidaknya berlatar-belakang pendidikan yang memadai,” kata Jabir.
Menurut Jabir, dua kalangan seperti birokrat dan akademisi nantinya akan menjawab tantangan dinamika politik yang berkembang jelang Pilwako. “Dari dua pemilihan walikota dan wakil walikota, belum ada keterwakilan akademisi dan birokrat. Padahal dua kalangan ini perlu dibutuhkan di Kotamobagu,” tuturnya.
Kendati demikian, Jabir tak menyebutkan apakah dua kalangan itu, dibutuhkan untuk calon walikota atau calon wakil walikota. “Yang pasti perlu ada keterwakilan,” ujarnya.
Berikut sejumlah figur non partai yang dinilai punya peluang maju di PIlwako Kotamobagu.
-Nayodo Koerniawan
-dr Jusnan Mokoginta
– Nasrun Koto
-dr Haris Mongilong
-Arya Sukmala
-Rudi Mokoginta
-Gun Lapadengan
-Siswa Rahmat Mokodongan
-Wendy Paputungan
Penulis: Nanang
Editor: Hasdy