TOTABUAN.CO BOLMONG – Untuk menghindari anak mudah terjerumus dalam peredaran narkoba, sebaiknya karakter dalam pola berfikir anak mudah harus dirubah. Hal itu dikatakan Sekretaris daerah (Sekda) Ashari Sugeha disela-sela acara peringati Hari Anti Narkoba yang dilakasanakan di halaman kantor bupati Lolak Sabtu (4/6).
“Peringatan HANI ini adalah momentum membentuk karakter anak muda yang bebas dari narkoba,” kata Ashari.
Ia menambahkan, kreativitas yang dimiliki anak mudah jangan sampai hilang hanya karena terpengaruh dan masuk dalam peredaran obat terlarang. Selain itu peran orang tua kata Ashari sangat menjadi factor utama.
“Tidak memiliki rasa percaya diri ataupun kurang mendapat kasih sayang orang tua dapat menyebabkan timbulkan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Misalnya saja, orang tua yang terbilang sukses dalam berkarir tetepi kurang memberi perhatian kepada keluarga, adanya perselisihan di keluarga hingga mengalami kehancuran (Broken Home),” tuturnya.
Menurutnya, jika seorang anak di tempatkan pada suatu lingkungan tertentu, maka sulitlah bagi kalangan tersebut untuk mengubah pengaruhnya, terlebih lagi jika lingkungan itu sangat kuat mempengaruhi anak tersebut.
“Sebagai orang tua seharusnya dapat memperingatkan anaknya agar tidak bergaul dengan teman yang berakhlak tidak baik,”tambah Ashari.
Kepala BNN Provinsi Sulut Kombes (Pol) Sumirat Dwiyanto didampingi kepala BNNK Bolmong AKBP Yuli Setiawan mengungkapkan ada 43.589 orang pecandu narkoba yang direhabilitasi di Sulut.
Untuk memulihkan puluhan ribu orang itu, BNN membutuhkan waktu 115 tahun. Jumlah pecandu narkoba di Sulut rata-rata meningkat 1.500 orang per tahun. Sementara, sesuai anggaran, BNN Sulut hanya bisa merehabilitasi 370 orang per tahun.
“Butuh 115 tahun untuk menuntaskan rehabilitasi bagi 43.589 orang pecandu narkoba di Sulut,” ungkap Sumirat.
Dari hasil investigasi BNN Sulut, narkoba di Sulut masuk lewat jalur darat, laut dan udara. Biasanya, narkoba yang masuk melalui jalur udara berasal dari Singapura, Tiongkok, Jakarta, Ternate, Balikpapan, Surabaya, dan Makassar.
Sementara, yang melalui jalur laut kebanyakan dari Filipina ke Sangihe, ke Bitung dan Manado. Lalu dari Papua ke Bitung, Jakarta ke Bitung dan Ternate ke Bitung dan Manado.
Sedangkan untuk darat, melalui jalur trans Sulawesi, yakni Makassar dan Palu.
“BNN butuhkan bantuan seluruh elemen masyarakat untuk mensosialisasikan anti narkoba dan zat adiktif lainnya, serta dampaknya bagi masa depan generasi muda dan bangsa,” ujarnya.(Mg3)