TOTABUAN.CO – Indonesia tampaknya semakin naik pamor di kalangan wisatawan mancanegara. Dalam sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini terhadap wisatawan dunia, posisi Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata untuk muslim mengalami kemajuan.
Survei bernama Global Muslim Travel Index (GMTI) 2016 tersebut mencoba melacak posisi popularitas berbagai negara di pasar wisata muslim. Dan Indonesia tahun ini mengalami kenaikan peringkat dari posisi enam menjadi keempat.
Sebelumnya, pada 20 Oktober 2015, Lombok terpilih sebagai The World’s Best Halal Destination dan The World’s Best Halal Honeymoon Destination dalam ajang World Halal Travel Awards 2015 di Dubai, Emirat Arab. Pada ajang itu, Indonesia membawa pulang penghargaan World’s Best Family Friendly Hotel untuk Sofyan Hotel Jakarta.
Adapun, survei yang melibatkan 130 destinasi wisata tersebut dinilai oleh para wisatawan dari berbagai dunia dalam beberapa kriteria, seperti kesesuaian destinasi liburan keluarga, tingkat layanan dan fasilitas, pilihan akomodasi, pemasaran, serta kedatangan pengunjung. Sebagai tambahan, tahun ini menyertakan kriteria baru yaitu ketersediaan akses layanan penerbangan dan persyaratan visa.
GMTI membagi dua kategori negara dalam survei ini, yaitu negara muslim yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI, lalu negara non-OKI.
Dari hasil survei GMTI, negara muslim paling populer sebagai destinasi wisata masih dipegang oleh Malaysia dengan nilai sebesar 81,9. Menyusul Malaysia, ada Uni Emirat Arab, Turki, baru Indonesia dengan capaian 70,6 persen.
Setelah Indonesia, negara-negara Timur Tengah banyak menjadi destinasi favorit. Negara tersebut seperti Qatar, Arab Saudi, Oman, Morocco, Jordan, dan Bahrain.
Sedangkan negara non-OKI yang menjadi favorit wisatawan muslim berlibur paling tinggi adalah Singapura dengan nilai 68,4 persen, kemudian Thailand, Inggris, Afrika Selatan, lalu Hong Kong. Kawasan Asia lainnya seperti Taiwan, Jepang, dan Sri Lanka menambah deretan negara Asia Non-OKi yang menjadi destinasi wisatawan muslim.
“Salah satu tren terbesar yang kami lihat adalah destinasi wisata non-OKI tengah berupaya untuk menarik wisatawan muslim dan kini mereka mewakili lebih dari 63 persen destinasi yang tercakup dalam GMTI,” kata Fazal Bahardeen, CEO CrescentRating & HalalTrip sebagai pelaksana GMTI.
“Sebagai contoh, Jepang dan Filipina telah mengambil langkah-langkah penting dalam beberapa bulan terakhir dalam rangka diversifikasi kedatangan para wisatawan luar negeri dan pada akhirnya akan membantu pertumbuhan ekonomi.” lanujutnya.
GMTI mencatat pada 2015 jumlah total kedatangan wisatawan muslim mencapai 117 juta. Angka ini adalah 10 persen dari keseluruhan nilai ekonomi industri pariwisata. Capaian tersebut diperkirakan akan terus tumbuh menjadi 168 juta pada 2020 yang setara dengan 11 persen dan senilai US$200 juta.
Menurut catatan GMTI, kawasan Asia dan Eropa merupakan kawasan yang paling banyak menarik wisatawan muslim, yaitu sebesar 87 persen dari keseluruhan pangsa pasar perjalanan wisatawan muslim.
Berdasarkan laporan GMTI, kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh sebuah negara untuk menjaring wisatawan muslim adalah adanya makanan halal, fasilitas salat, sanitasi dan fasilitas air yang memadai, kegiatan saat Ramadan, kegiatan yang halal, privasi pelayanan serta fasilitas rekreasi, dan kepekaan melihat kebutuhan iman wisatawan.
OKI sendiri terdiri dari 57 negara anggota yang berpusat administrasi di Jeddah, Arab Saudi. OKI didirikan pada 1969 sebagai respon awal insiden pembakaran Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Kini, OKI yang bertujuan menyatukan suara umat muslim di dunia dan menjaga dunia muslim demi kedamaian internasional tersebut diperkirakan mempunyai jumlah penduduk sebesar 1,6 miliar jiwa.
sumber:cnnindonesia.com