TOTABUAN.CO-Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti telah menerima laporan dari Polda Kalimantan Barat terkait Brigadir Petrus Bakus, anggota satuan intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat, memutilasi kedua anaknya, F (5) dan A (3). Menurut informasi yang diterima Badrodin, pelaku sudah mengalami gangguan jiwa sejak umur empat tahun.
“Iya, itu ada informasi seperti itu dan sudah dilaporkan oleh Kapolda memang yang bersangkutan ini sejak umur empat tahun sering mengalami kemasukan atau kesurupan,” kata Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/2).
Badrodin mengakui pihaknya tidak mengetahui kalau anggota polisi itu mengidap kelainan jiwa. Mantan Wakapolri ini menjelaskan dari laporan Polda Kalimantan Barat, pelaku kerasukan dan membunuh anaknya sebagai persembahan.
Selain membunuh anaknya, Badrodin mengatakan jika pelaku juga berencana ingin menghabisi istrinya. Namun, istrinya berhasil melarikan diri dan melaporkan kejadian tersebut.
“Istrinya menyampaikan bahwa sebelum saya kamu bunuh saya minta diambilkan minum air putih lalu diambilkan dan dia lari keluar sehingga dibantu oleh masyarakat,” ujar dia.
Badrodin memastikan kasus ini akan didalami lebih jauh, apa lagi, sang istri membenarkan kejadian tersebut. Bahkan, sang istri mengatakan beberapa hari terakhir pelaku kerap mengigau dan terlihat aneh.
“Nah ini sedang diproses dan ditangani, memang istrinya juga membenarkan bahwa yang bersangkutan itu beberapa hari ini kelihatan aneh. Kemudian sering mengigau semacam dikejar kejar. Menurut penjelasan istrinya, kemungkinan kerasukan,” pungkas Badrodin.
Sebelumnya, Warga Melawi di Kalimantan Barat dibikin geger pembunuhan yang dilakukan Brigadir Petrus Bakus, anggota satuan intelkam Polres Melawi. Dia tega menghabisi nyawa dua anaknya yang masih balita, Jumat (26/2), dengan cara memutilasi. Kini Petrus dimasukkan ke sel Polres Melawi.
Keterangan diperoleh merdeka.com, peristiwa sadis itu terjadi sekitar pukul 00.15 WITA dini hari tadi, di kediaman Petrus, di asrama Polres Melawi, di Gang Darul Falah, desa Faal, kecamatan Nanga Pinoh.
Istri Petrus, Windri, pada saat itu terbangun dari tidurnya, dia bertemu Petrus berdiri di depannya sambil memegang parang, sambil mengatakan ‘mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah, maafkan Papa ya dik’.
Namun Windri terkejut setelah dia melihat ke dalam kamar, menemukan dua anaknya, Febian (5) dan Amora (3), tewas terbunuh dengan cara dimutilasi. Windri pun bergegas keluar rumah, melapor dan meminta pertolongan ke penghuni asrama lainnya.
“Kejadian itu benar. Pelaku memberitahu istrinya, bahwa anak-anaknya sudah meninggal. Sekarang pelaku sudah diamankan di markas Polres Melawi,” kata Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Arianto saat dikonfirmasi.
sumber:merdeka.com