TOTABUAN.CO-Cukup banyak saat ini sosok laki-laki berperilaku kemayu. Tidak jarang juga kaum pria yang seharusnya menjadi sosok gagah dan tegas justru bersifat laiknya wanita. Kenyataan ini membuat komika Stand Up Comedy, Ephy, gerah melihatnya. Terlebih lagi pria asal Kupang tersebut memiliki teman yang menurutnya banci.
Upaya untuk membuat temannya kembali menjadi normal dilakukan Ephy. Dia sengaja memancing sifat kejantanan temannya tersebut dengan cara yang cukup keras seperti memukul, menendang dengan tujuan teman Ephy tersebut marah dan kembali menjadi lelaki seutuhnya.
“Bukan homo, dia kayak bencong, alay sadis lah. Kita didiknya dengan keras, kita pukul setiap hari, ditampar, sampai dia emosi, dan kita berkelahi. Agar sifat laki-lakinya keluar, terus kita beri dia blue film, sewa PSK. Puji Tuhan sudah jadi laki-laki sampai sekarang,” kata Ephy saat ditemui di lokasi syuting di Cibubur, Jakarta Timur.
Akan tetapi tindakan tersebut tidak dibenarkan oleh Seksolog Wimpie Pangkahila. Dia mengatakan seseorang tidak bisa mengatakan orang yang berperilaku menyimpang sembuh tanpa memiliki pengalaman atau ilmu yang dimiliki. Sebab, menurut Wimpie, sembuh atau tidaknya seseorang dari perilaku menyimpang tergantung dari pemeriksaan yang dilakukan oleh orang yang memang ahlinya dalam hal tersebut.
“Yang bilang sembuh siapa? Dia kan bukan ahlinya, tidak bisa dikatakan seseorang sembuh saat kembali perilaku normalnya setelah dilakukan tindakan kekerasan seperti itu,” kata Wimpie.
Dia juga menjelaskan untuk mengubah seseorang dari perilaku abnormal harus dilihat dari beberapa faktor. Setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan dalam menangani perilaku abnormal seseorang, di antaranya biologis, perkembangan masa kecil, lingkungan, dan kultur budaya setempat. Dari keempat faktor itu, jelas Wimpie, nantinya memiliki perlakuan yang berbeda.
“Kita harus lihat dulu dia kenapa, kalau memang dari lingkungan ya bawa saja orang yang bermasalah tersebut keluar dari lingkungan itu, kalau memang sudah faktor biologis mau diapakan lagi engak bisa kita paksa dengan cara-cara aneh seperti itu,” terangnya.
Dia menegaskan tindakan kekerasan apapun tidak dibenarkan dalam dunia kedokteran ataupun seksolog meski tujuannya memang untuk memulihkan perilaku menyimpang. “Ya, memang tujuannya baik tapi ada pemeriksaan terlebih dahulu hal itu (perilaku abnormal) terjadi dari faktor apa,” tuturnya.
Namun dia enggan memberi komentar dampak yang terjadi jika seseorang yang ‘menjalani pengobatan’ seperti dilakukan Ephy. Kendati demikian, dia tidak menutup kemungkinan akan ada rasa trauma terhadap orang yang diperlakukan seperti itu.
“Wah kalau ngomongin dampaknya itu panjang tapi tidak menutup kemungkinan si dia (sosok perilaku menyimpang) bisa saja trauma,” pungkasnya.
Sumber:merdeka.com