TOTABUAN.CO– Wakil Wali Kota Ambon, Maluku, Sam Latuconsina mengatakan, krisis air yang melanda Kota Ambon saat ini mencapai titik rawan.
“Kondisi ini sudah terjadi sejak September 2015 lalu, bersamaan dengan kemarau panjang,” katanya kepada SP di Ambon, Senin (1/2).
Dikatakan, pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan PT Dream Sukses Airindo (DSA) Ambon, saat ini sudah mengalami penurunan drastis hingga mencapai hampir 70 persen.
Terkait itu, DSA sudah bekerja sama dengan tim dari Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon untuk meneliti sumber-sumber mata air yang ada.
“Sedang diteliti dimana sumber-sumber mata air yang masih bisa diselamatkan,” katanya.
Menurutnya, diduga banyak kerusakaan pada daerah resapan air, sehingga harus diperbaiki kembali.
Sam mengakui adanya peningkatan populasi penduduk dan membuka permukiman di daerah-daerah resapan, telah mengganggu persediaan air bersih di kota ini.
Masalah ini, katanya, harus sehera diantisipasi Pemerintah Kota Ambon bersama semua pihak terkait dan masyarakat di daerah ini.
“Jika tidak diantisipasi sekarang, maka pada musim kemarau, Kota Ambon bisa-bisa kehilangan sumber air bersih,” tandasnya.
Ketua Komisi III DPRD Ambon Rovik Akbar Afifudin mengatakan akan melakukan evaluasi penerbitan izin-izin mendirikan bangunan (IMB) di sepanjang daerah resapan air.
“Saya kira penerbitan IMB di daerah resapan air, sudah harus di moratorium, mengingat sumber-sumber air bersih sudah semakin rusak akibat dirusak oleh aktivitas manusia,” katanya.
Sumber: beritasatu.com