TOTABUAN.CO- Manado – Sebagai salah satu obyek wisata laut dunia, terumbu karang yang ada di Taman Laut Bunaken terancam kerusakan parah dalam kurun waktu lima hingga sepuluh tahun mendatang. Banyaknya sampah plastik yang terbawa arus dari teluk Manado, menjadi penyebab utama kerusakan.
“Kalau sampah ini tidak teratasi, habis sudah obyek wisata bawah laut yang terkenal itu,” ujar Dr Ferol Warow, peneliti lingkungan Laut Teluk Manado dan Taman Laut Bunaken, saat Diskusi “Go dan Save Bunaken” di Manado, Sabtu (16/1).
Menurut Warow, Taman Laut Bunaken sejatinya belum banyak memberikan peningkatan kesejahtraan bagi masyarakat Manado dan sekitar Bunaken. Sampah yang terbawah arus laut dari Teluk Manado, kata dia, berasal dari masyarakat kota Manado dan sekitarnya yang sembarangan membuang sampah ke sejumlah sungai yang bermuara di Teluk Manado.
“Hal ini tentunya harus diatasi. Utamanya, dengan memberikan kesadaran kepada masyarakat,” kata Warow.
Pemerhati wisata, Dino Gobel, mengatakan, wisatawan yang berkunjung ke Taman Laut Bunaken selalu kecewa karena banyaknya sampah. Promosi yang dilakukan, kata dia, menjadi tidak sesuai kenyataan karena Bunaken terlihat sangat kotor. “Banyak wisatawan yang merasa kecewa, dengan kondisi tersebut,” kata Gobel.
Menurut Dino, sangat disayangkan jika obyek wisata andalan Sulut ini justru dipenuhi dengan sampah. “Slogan ‘Mari Jo Kamanado’ yang digaungkan penjabat Gubernur Sulut, tentunya tidak akan tercapai jika obyek wisata tersebut tidak dibenahi,” papar Dino.
Kepala Dinas Pariwisata Sulut, Happy Korah, lewat Kepala Bidang kebudayaan, Ferry Sangian, mengatakan, kunjungan wisatawan ke Taman Laut Bunaken, terus mengalami penurunan. Bahkan, kata Ferry, Bunaken tidak lagi menjadi destinasi utama wisatawan, baik turis lokal maupun asing.
“Kami memang merasa prihatin, karena kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah secara sembarangan tidak ada lagi,” katanya.
Menurut Ferry, berdasar data yang ada di pihaknya, sampai saat ini baru sekitar 50 wisatawan asing yang datang ke Bunaken. “Sementara, untuk wisatawan dalam negeri jumlahnya baru ratusan. Angka ini sangat sedikit sekali,”
Sumber ; Beritasatu.com