TOTABUAN.CO BOLTIM-Debat publik yang digelar kedua kalinya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Kamis (12/11) berjalan kaku. Pasalnya, selain tidak hadirnya Calon Bupati (Cabup) nomor urut satu Chandra Modeong, debat dihelat di Aulau Lantai tiga Sekretariat Kabupaten (Sekkab) Boltim tersebut, sedikit lari dari konteks tema. Ketiga Paslon lebih tertarik membahas etika dan moral seorang pemimpin, dibandingkan tema debat bertajuk ‘Memajukan Daerah dari Aspek Pendidikan, Kesehatan dan Budaya’.
Pantauan media ini, Cabup Sehan Landjar pertama kali bertanya mengenai etika dan moral. “Saya bertanya kepada calon nomor urut satu dan dua, apa itu etika dan moral,” terang Sehan Landjar calon nomor urut tiga.
Cabub nomor urut dua, Sam Sahrul Mamonto pertama kali menjawab pertanyaan Paslon nomur urut tiga memaparkan, etika dan moral adalah satu kesatuan yang tidak bisa disahkan dan harus dimiliki seorang pemimpin.
“Jadi harus seimbang antara etika dan moral,” jawab Sahrul.
Begitupun Wakil Bupati (Wabup) nomor urut satu, Supratman Datunsolang. Iebih menyoalkan pentingnya etika dan moral dimilik seorang kepala daerah.
“Apalagi di zaman seperti, etika dan moral sangat perlu diutamakan,” tutur Supratman menjawab pertanyaan Paslon nomur urut tiga.
Sementara itu, moderator Abdurahman Honoras, Akademisi dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) mengarahkan jalannya debat, kelihatan bingung dan tersenyum kaku.
“Saya rasa semua Paslon memahami aturan debat, jadi ketika Paslon lain diberikan waktu untuk bicara, Paslon lainnya menyimak dan tidak memotong,” pinta lelaki yang bergelar doktor ini. (fac)