TOTABUAN.CO–dr Riny Sari Bachtiar sejatinya ingin bertindak cepat melayani masyarakat di pelosok Papua. Tetapi pengabdiannya itu sempat tersendat di awal akibat kerumitan birokrasi.
Rini yang merupakan koordinator dokter terbang itu pun ingin memberikan masukan supaya di masa yang akan datang tak terulang kembali. Selain masalah birokrasi, medan yang terjal juga sering jadi alasan untuk distribusi pelayanan tak merata.
“Kalau dibilang untuk balik lagi dan mengklaim kita tidak mau seperti itu. Papua itu besar sekali, penuh dengan hutan dan gunung sehingga susah diakses. Tapi apakah itu tidak bisa? Tentu bisa,” kata dr Riny saat berbincang inspiratif dengan detikcom, Jumat (10/7/2015).
Memang dalam pengamatan Riny dan kawan-kawan fasilitas pelayanan kesehatan di Papua terlihat minim. Tetapi bukan berarti tak ada sama sekali, hanya lokasinya saja yang cukup jauh untuk dijangkau dengan segera.
“Kita enggak mau men-judge apa pun dari hasil pelayanan kita di sana. Kita tak mau membanding-bandingkan. Kami cuma melaksanakan apa yang kami bisa lakukan saja,” ungkap Riny.
Riny menyadari bahwa pemerintah memang butuh partisipasi masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan. Bukan partisipasi yang hanya bisa mengkritik tanpa solusi, Riny dan kawan-kawan membuahkan aksi heroik yang nyata untuk bersama membangun bangsa.
Semua dilakukan untuk keuntungan masyarakat karena Riny sendiri berasal dari masyarakat. Kadang kala perlu tindakan ‘nekat’ untuk mewujudkan niat baik.
“Awalnya kami memang dirumitkan oleh birokrasi, kami nekat saja. Tapi kami tak menuntut apa pun karena toh kegiatan kami sudah berjalan sekarang dan masyarakat yang menilai. Tetapi untuk ke depannya mungkin birokrasi perlu diperhatikan kembali supaya pelayanan masyarakat lebih cepat,” tutur Riny.
Sumber;Detik.com