TOTABUAN.CO — Suatu ketika, Rusma, seorang karyawan di Jakarta berkeluh kesah.
“Jempol gue lagi luka jadi harus berkali-kali screening absen” keluh Rusma.
Dia baru mengetahui ujung jarinya begitu penting untuk mengidentifikasi dirinya dan mengisi daftar absen.
Ujung jari, terutama ibu jari memang salah satu bagian tubuh yang mempunyai keajaiban luar biasa. Keajaiban ini belum banyak disadari dan diketahui banyak orang.
Dari penelusuran merdeka.com, garis-garis penuh yang berada di telapak tangan mempunyai fungsi penting. Pertama sebagai identifikasi mayat dan mengendus pelaku kriminal. Ilmu ini di Indonesia diserahkan sepenuhnya ke dalam lingkup kepolisian.
“Itu ilmunya punya polisi kita enggak dikasih berbeda dengan di Singapura dan Kanada. Ilmu itu dikasih kepada para dokter sebagai second opinion,” kata dokter forensik di Family Medical Center, Ferial Basbeth kepada merdeka.com, Senin (4/5).
Dia menjelaskan selain gigi dan DNA, sidik jari berfungsi sebagai ‘alat’ untuk identifikasi primer sidik jari bersifat unik dan berbeda satu dengan lainnya. “Sidik jari si A baru sama dengan lima generasi selanjutnya. Tidak ada yang sama,” kata dia.
Sekalipun sidik jari dipunyai si kembar, tetap saja identifikasi yang dihasilkan berbeda.
Dikutip dari hubpages.com, polisi menerapkan ranah ilmu Dactylography, yaitu suatu ilmu yang digunakan untuk mendeteksi kejahatan.
Metode ini sebenarnya telah digunakan oleh masyarakat Babilonia untuk menangkap penjahat menggunakan cetakan tangan mereka. Baru kemudian berbagai ilmuwan mulai mengembangkan cara kerja masyarakat Babilonia untuk mengidentifikasi penjahat ataupun mayat tak dikenal.
Metode yang paling banyak digunakan dalam ranah ilmu Dactylography adalah metode Henry yang mengatakan bahwa jari kita terdiri dari dua jaringan epidermis dan curium yang menempel erat sampai manusia mati.
Polisi, dalam situs tersebut, untuk mencari jejak sidik jari dengan membubuhkan senyawa yodium baru kemudian difoto dan dicocokkan dengan database sidik jari baik dari terduga pelaku atau yang lainnya. Analisis mengenai sidik jari makin berkembang, yang teranyar sidik jari mampu membaca perilaku dan bakat seseorang.
Analisis yang berdasarkan dari ilmu psikologi tingkah laku pertama kali dikembangkan oleh Francis Gulton. Semula dia menemukan ada kaitan DNA dengan bentuk sidik jari manusia yang terbentuk pertama kali saat ibu 19 minggu ibu mengandung.
Ilmu sidik jari yang mengaitkan dengan DNA ini disebut dengan dematograpics.
Cara analisisnya bukan hanya dengan sidik jari di berbagai belahan dunia, metode ini banyak dilakukan untuk mengidentifikasi sikap, edukasi dan potensi kerja.
sumber : merdeka.com