TOTABUAN.CO — Kondisi Candi Kalasan yang berada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kondisinya semakin memprihatinkan. Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta sejak bulan ini melakukan studi teknis, karena bangunan peninggalan sejarah budaya tersebut mengalami pelapukan pada bebatuannya.
“Bebatuan Candi Kalasan mengalami pelapukan dan keretakan pada dindingnya. Kami lakukan studi teknis agar pelapukan dan keretakan batu bisa segera dihentikan,” kata Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta Tri Hartono kepada wartawan, Minggu (3/5). Demikian tulis Antara.
Menurut dia, pelapukan pada batu candi tersebut sudah berlangsung cukup lama dan selama ini upaya dalam menghentikannya belum berhasil.
“Kami akan mengintensifkan observasi terhadap pelapukan batu tersebut. Selain itu pula, keretakan pada dindingnya. Melalui kajian komprehensif ini dapat diperoleh cara menghentikan pelapukan batu. Serta dapat melestarikan bangunan dengan relief yang paling indah masa klasik,” katanya.
Dia mengatakan pihaknya juga melakukan pengumpulan data dengan penggalian dan pembukaan struktur bangunan candi.
“Dari hasil kajian sementara, bangunan candi tersebut masih terpendam sekitar satu meter dalam tanah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta Wahyu Astuti mengatakan bahwa, dalam studi teknis yang dilakukan, Candi Kalasan tak berbeda jauh dengan Candi Perwara, yaitu bangunannya masih tertimbun di dalam tanah.
“Struktur bangunan lantai Candi Kalasan masih satu meter di dalam tanah. Untuk itu, diperlukan adanya penggalian agar bisa terlihat secara utuh candi tersebut,” katanya.
Dia mengatakan ada beberapa kendala yang dihadapi saat ini jika penggalian dilakukan, yakni struktur tanah di sekitar candi yang berada di Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman tersebut merupakan daerah rendaman air.
sumber : merdeka.com