TOTABUAN.CO – Dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita, Anna Ulfah Rahajoe mengatakan setiap tahunnya sekitar 40.000 bayi di Indonesia terlahir dengan penyakit jantung bawaan (PJB). Sayangnya tidak semua anak dengan PJB mendapatkan penanganan yang optimal.
“Dari jumlah tersebut, hampir separuhnya memerlukan tindakan operasi. Namun karena berbagai keterbatasan, saat ini baru sekitar 2.500 bayi yang bisa menjalani pembedahan. Sebagian besarnya tidak terdiagnosa dan meninggal,” kata Anna Ulfah Rahajoe di Jakarta belum lama ini.
Kalau pun penyakit tersebut dapat terdiagnosa, menurutnya tidak semua bayi dengan PJB bisa mendapatkan penanganan. Bahkan banyak pasien yang harus mengantre operasi hingga satu satu. Anak dengan PJB umumnya memiliki kelainan struktur jantung berupa lubang pada sekat ruang-ruang jantung. Kondisi ini membuat aliran darah ke jantungnya menjadi berlebihan.
“Tidak banyak rumah sakit yang memiliki fasilitas bedah jantung karena memang penanganannya sangat kompleks. Rumah Sakit Harapan Kita saja cuma punya dua ruang operasi bedah jantung anak, apalagi yang di daerah-daerah,” ujar Anna.
Di Indonesia sebetulnya ada sekitar 700 dokter spesialis jantung. Tapi menurutnya yang memiliki spesialisasi di bidang jantung anak hanya sekitar 50 dokter saja. Akibatnya, bayi dengan PJB tidak bisa segera dioperasi karena harus mengantre.
Karenanya, lanjut Anna, sangat penting bagi setiap ibu untuk menjaga kesehatan dan asupan nutrisi saat mempersiapkan dan selama proses kehamilan. Apalagi pembentukan jantung sudah mulai terjadi di masa awal kehamilan.
sumber: beritasatu.com