TOTABUAN.CO — Beberapa waktu lalu, pabrik pembuatan nata de coco di Yogyakarta digerebek polisi lantaran diduga memproduksi makanan dengan bahan berbahaya. Mereka menggunakan pupuk mengandung Amonium Sulfat (Zwavelzure Amoniak/ZA) sebagai campuran dalam proses membikin sari kelapa itu.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan nata de coco berbahan urea (CH4N2O) atau ZA aman dikonsumsi. Asal dengan catatan, bahan digunakan dalam kategori tara pangan atau food grade, bukan yang terkandung dalam pupuk.
“Begitu juga Amonium sulfat Zwavelzure Amoniak (ZA) dengan rumus kimia (NH4)2S04 itu, aman kalau food grade,” kata Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Budi Djanu Purwanto kepada wartawan, Kamis (9/4).
Budi mengatakan, akan berbeda halnya jika ZA dan urea yang digunakan dalam nata de coco bukan kategori food grade.
“Dalam rangka keamanan pangan, ZA dan urea yang digunakan adalah jenis food grade (tara pangan/khusus untuk pangan). Karena jika menggunakan yang nonfood grade, dikhawatirkan ada potensi cemaran logam berat apabila dikonsumsi,” kata dia seperti dilansir Antara.
Budi melanjutkan, nata de coco adalah produk pangan hasil fermentasi dengan bahan baku air kelapa dan menggunakan starter bakteri Acetobacter xylinum.
Aktivitas bakteri tersebut akan menghasilkan lembaran-lembaran selulosa berwarna putih keruh yang semakin lama semakin tebal, dan produk yang dihasilkan mempunyai tekstur kenyal.
Untuk mendukung pertumbuhan Acetobacter xylinum, dibutuhkan kondisi optimal berupa kelembapan, suhu dan asupan nutrisi yang sesuai. Salah satu nutrisi yang berperan penting dalam pertumbuhan Acetobacter xylinum adalah nitrogen, seperti terdapat pada ZA dan urea.
ZA dan urea berfungsi sebagai bahan penolong (processing aids) golongan nutrisi untuk mikroba (microbial nutrients/microbial adjusts).
sumber : merdeka.com