TOTABUAN.CO — Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly meminta Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko untuk menyediakan prajurit sebagai petugas lapas. Tak cuma itu, dia juga meminta dukungan senjata.
Hal ini tertuang dalam nota kesepahaman antara Menkumham dan Panglima TNI yang ditandatangani Kamis (2/4/2015) di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Nota kesepahaman itu berisi poin-poin terkait pengamanan, pembinaan warga binaan pemasyarakatan (WBP), dan peningkatan kapasitas petugas pemasyarakatan.
“Kita berharap karena TNI memiliki SDM yang tangguh kami membutuhkan di lapas, kami sangat kekurangan SDM di lapas,” kata Yasonna di lokasi, Jakarta, Kamis (2/4/2015).
Yasonna mengaku sangat membutuhkan prajurit TNI yang tangguh dan terlatih. Sehingga dapat memenuhi kekurangan petugas lapas yang hanya 7-10 orang setiap lapas.
Dia menuturkan, untuk seleksi prajurit seluruhnya akan diserahkan kepada Panglima TNI. Prajurit yang akan diberdayakan adalah mereka yang akan memasuki masa pensiun.
“Beberapa prajurit TNI yang menjelang pensiun akan kita alihtugaskan menjadi pegawai lembaga permasyarakatan. Kami sangat beruntung karena mendapat prajurit yang terlatih dan punya disiplin tinggi, kita mendapatkan SDM yang ready for use untuk ditempatkan menjadi petugas-petugas lapas,” ujar dia.
Selain itu, Yasonna juga meminta dukungan TNI dalam hal sarana dan prasarana senjata bagi petugas di lapas-lapas dengan tingkat pengamanan tinggi. Seperti di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Yasonna ingin TNI membuat pos pengamanan di zona kosong di Nusakambangan. Sehingga masyarakat tidak bisa sembarangan masuk.
“Sementara yang dibutuhkan 220 personel tahun ini, nanti terserah apa yang bisa difasilitasi oleh Panglima,” ucap Yasonna.
Sementara itu lokasi yang sama, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, kerja sama tersebut sudah direncanakan sejak tahun lalu. Sehingga kerjasama tersebut perlu disiapkan lebih matang.
“Kita akan menganut zonanisasi. Jadi kalau rutan atau lapas di Sumatera perlu prajurit, nanti kita akan ambilkan prajurit di Sumatera. Jadi nanti biar dekat juga dengan keluarganya,” kata Moeldoko.
Tak hanya menjadi petugas lapas, prajurit juga bisa melatih para penjaga untuk menembak. Sehingga keterampilan yang dimiliki dapat bermanfaat meski sudah memasuki masa pensiun.
“Saya kira usia 55 tahun masih bagus fisiknya. Dengan begitu biar nanti di situ bisa menularkan kedisiplinan, juga kemampuan menembaknya,” pungkas Moeldoko.
sumber : liputan6.com