TOTABUAN.CO – Anggota Komisi V Fraksi Gerindra Novita Wijayanti menyayangkan pembangunan jalan nasional tidak menyentuh hingga pembangunan jalan di perdesaan. Padahal, menurutnya, pembangunan infrastruktur desa tidak kalah penting.
“Soal infrastruktur desa, banyak bantuan yang dibutuhkan desa. Komisi V fokus menyoroti itu. Sebab, 70 persen penduduk Indonesia masih tinggal di perdesaan,” kata Novita di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Jum’at (27/03).
Dia berharap Kementerian Desa dapat menggelontorkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membangun jalan di perdesaan. Novi mengaku miris menyaksikan anak-anak Sekolah Dasar (SD) di desa-desa berangkat pergi ke sekolah dengan melewati jembatan dan jalan yang rusak.
Padahal pendidikan dan perekonomian desa juga tergantung dari bagaimana kesiapan infrastruktur desa. “Janjinya sih, 1,4 miliar per tahun. Menurut Kemendes baru berkisar 300 juta. Itu yang tersedia. Nanti, bisa bertahap hingga 1,4 miliar,” ujarnya.
Selain itu, Komisi V menyoroti bagaimana dana dalam jumlah yang banyak itu dapat digunakan secara efektif. Sebabnya, disadari adanya potensi kebocoran atau korupsi dalam pengelolaannya.
Untuk itu, menurut Novi pelatihan dan bimtek juga harus dilakukan terhadap perangkat desa yang akan mengelolanya. Dia menyebutkan sudah ada 16.000 pendamping desa untuk mengurus alokasi dan pemanfaatan dana tersebut.
“Tinggal bagaimana rekrutmennya, supaya (penggunaan) dananya bisa maksimal. Jangan sampai nanti saudaranya di desa yang tidak ngerti apa-apa yang direkrut,” pungkasnya.
sumber: beritasatu.com