TOTABUAN.CO – Deteksi dini merupakan suatu keharusan yang mesti dilakukan untuk mengintervensi berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM) yang kini menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Salah satu caranya yaitu melalui pemeriksaan gula darah yang menjadi faktor risiko munculnya penyakit jantung, diabetes mellitus, stroke, hingga gagal ginjal. Namun kenyataannya peralatan yang dimiliki puskesmas untuk melakukan deteksi dini tersebut masih kurang memadai.
Menurut Dirjen Bina upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Akmal Taher, saat ini baru 70 persen puskesmas yang memiliki alat untuk mendeteksi gula darah.
“Persoalan di fasilitas primer memang bukan hanya soal tenaga kesehatan, tetapi juga alat-alat kesehatannya. Gula darah ini menjadi faktor risiko penyakit tidak menular, namun tidak semua puskesmas memiliki alat untuk mendeteksi gula darah,” kata Akmal di kantor pusat BPJS Kesehatan di Jakarta, Kamis (26/3).
Hal ini memang telah menjadi fokus Kementerian Kesehatan. Tetapi, menurut Akmal, Pemerintah Daerah (Pemda) juga harus lebih banyak berperan karena secara administratif puskesmas merupakan milik Pemda.
“Sebetulnya sudah ada mekanismenya untuk penguatan faskes (fasilitas kesehatan) primer. Untuk Pemda, setiap tahunnya juga diberikan dana alokasi khusus untuk melengkapi hal-hal yang kurang tersebut,” kata Akmal.
sumber: beritasatu.com