TOTABUAN.CO — Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Mahfudz Siddiq mengingatkan bahwa isu separatisme jauh lebih berbahaya buat Indonesia ketimbang isu terorisme.
Teroris, menurutnya, tidak punya cara yang sistematis yang bisa mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibandingkan separatisme yang membahayakan kedaulatan Indonesia.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini pun mencontohkan kekhawatirannya ketika Komisi I berkunjung ke Aceh dan bertemu para pemangku kepentingan di sana.
Para stakeholders di sana, menurutnya, sudah mulai membiasakan diri untuk mengucapkan bahwa ada pemerintahan kami dan pemerintah indonesia.
Terminologi ini mulai dipopulerkan dan hal itu bisa berpotensi menghidupkan bibit separatisme.
“Kedua masalah Papua, ada isu perpanjangan kontrak Freeport dan lain-lain. Saya rasa pemerintah harus cermat karena bagaimanapun Amerika Serikat punya kepentingan terhadap keberadaan Freeport,” tegas Mahfudz, kepada SP, di Jakarta, Rabu (25/3).
Selain itu, lanjutnya, mereka juga memanfaatkan isu Melanisia, bersama Papua Nugini, Vanuatu, Viji, dan Salomon Island.
”Padahal kalau mau melihat justru suku Melanisia paling banyak ada di Indonesia, selain Papua juga ada di Maluku, dan NTT. Jadi seharusnya yang berhak mengklaim sebagai suku Melanisia itu ya Indonesia. Mereka mau membangun sentimen ras, ini tidak boleh,” katanya.
sumber : beritasatu.com