TOTABUAN.CO – Menteri Keuangan, Bambang Brojodnegoro menyatakan, paket kebijakan ekonomi yang akan dikeluarkan bukan hanya sementara menstabilkan rupiah tetapi juga jangka panjang.
Hal itu disampaikan Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro usai mengikuti rapat terbatas pada akhir pekan lalu di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat pada akhir pekan lalu.
Pada tahap awal paket kebijakan ekonomi memang untuk mendukung nilai tukar rupiah yang merosot ke level 13.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Bambang mencontohkan, salah satu soal insentif pajak untuk repatriasi dividen. Selain “Tujuan pemerintah adalah mendorong pada transaksi berjalan. Kami bicara kebijakan yang sifatnya struktural untuk transaksi berjalan, ” kata Bambang, seperti dikutip dari situs Setkab, Senin (16/3/2015).
Bambang mengatakan, beberapa menteri masih harus bertemu untuk membicarakanpaket kebijakan ekonomi pada Senin pekan ini.
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil mengatakan, banyak inisiatif dalam memberikan insentif kepada industri, bagian dari restrukturisasi ekonomi lebih lanjut tentang masalah bebas visa, kepabean, biofuel, anti dumping, dan sebagainya.
Akan tetapi kebijakan itu masih harus dirapatkan sekali lagi pada Senin pekan ini. “Senin harus rapat dulu karena akan ada keputusan yang harus diteken. Senin Rapat, dan sorenya bisa oke,” kata Sofyan.
Bambang menambahkan, bila peraturannya keluar pada Senin pekan ini maka periode April sudah dapat dilakukan aplikasi untuk mendapat insentif tersebut. Demikian juga dengan anti dumping sementara, bila Peraturan Menteri Keuangan (PMK) keluar maka berarti langsung dilakukan.
sumber: liputan6.com