TOTABUAN.CO — Seperti yang dialami beberapa daerah di Indonesia sejak sepekan terakhir ini, kenaikan harga beras juga terjadi di daerah Sulawesi Utara. Meski demikian, warga terkesan enggan membeli maupun mengonsumsi beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog).
“Realisasi pelaksanaan operasi pasar di wilayah pasar-pasar di Manado khususnya dan Sulawesi Utara umumnya, (beras Bulog) kurang diminati masyarakat karena masyarakat cari beras yang lebih fresh dan beras yang lebih bagus,” ujar Kepala Divre Bulog wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo, Yayan Suparyan, saat ditemui di kantornya, Selasa (24/2).
Dirinya menampik keluhan pedagang yang mengatakan beras milik lembaga pangan ini tak ditemui di pasaran, Yayan berkelit. “Tidak sama dengan di Jakarta pak. Kalau di kita tidak ada pedagang yang mengajukan permohonan untuk beras Bulog,” ujar dia.
Namun, dikatakannya, pihaknya siap menyalurkan beras cadangan milik pemerintah kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan beras yang harganya semakin meroket. Ketersediaan stok masih cukup untuk lebih dari setengah tahun ke depan.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, untuk wilayah Sulut dan Gorontalo kekuatan stok kita cukup untuk 7 bulan ke depan,” jelas Yayan.
sumber : merdeka.com