TOTABUAN.CO — Dalam waktu dekat, Pemerintah Kota Gorontalo akan memberhentikan 750 pegawai honorer yang mengabdi di lingkungan Pemerintah Kota Gorontalo.
Jumlah pegawai honorer di Pemkot Gorontalo saat ini lebih dari 1.500 orang. Menurut Walikota Gorontalo Marten Taha, jumlah itu sangat tidak efektif. Idealnya, lanjut Marten, Pemerintah Kota Gorontalo hanya membutuhkan 750 tenaga honorer.
“Idealnya kita butuh 50 persen dari jumlah sekarang. Sisanya nggak efektif,” kata Marten di Gorontalo, Sabtu (31/1/2015).
Jika benar Pemkot memberhentikan 750 pegawai honorer, dapat dipastikan pengangguran di Kota Gorontalo akan bertambah.
Penghapusan atau pengurangan pegawai honorer di lingkungan pemerintahan sebenarnya telah dilakukan beberapa daerah. Salah satunya Pemprov DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, bahkan telah mengeluarkan kebijakan baru dengan mengalihkan dana bagi pegawai honorer untuk meningkatkan pendapatan PNS DKI.
Mulai tahun ini, Ahok meningkatkan gaji PNS DKI Jakarta 2 sampai 3 kali lipat. Untuk staf biasa, take home pay Rp 9 juta per bulan. Sementara setingkat kepala badan mencapai Rp 78 juta. Dananya diambil dari anggaran honorarium senilai Rp 2,3 triliun dalam APBD 2015.
sumber : liputan6.com