TOTABUAN.CO — Wakil Presiden Jusuf Kalla menyoroti pola pikir sebagian orang yang menganggap pasar keuangan lebih dominan memberikan kontribusi terhadap kemakmuran suatu bangsa.
Pandangan itu berlatar belakang perekonomian di banyak negara. Kebijakan ekonomi Amerika Serikat sebelum krisis keuangan terjadi, lebih mementingkan aktivitas di pasar keuangan dibandingkan dengan aktivitas produksi di pasar riil. Sebaliknya, tidak heran produksi lebih banyak dilakukan di negara-negara seperti China.
“Ini terjadi seakan-akan pasar modal, pasar uang yang memakmurkan suatu bangsa, bukan produktivitasnya. Ini pandangan di banyak negara. AS memakai ekonomi liberal ini,” papar Jusuf Kalla di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (29/1).
Ketika krisis keuangan terjadi, perekonomian negara-negara yang mementingkan pasar keuangan, mulai bergejolak. Sementara perekonomian negara yang mengandalkan sisi produksi produk riil seperti China, relatif lebih stabil bahkan pertumbuhan ekonominya cenderung meningkat.
“Kemudian kita lihat krisis keuangan, karena semua lebih banyak pikiran dan aktivitas di sektor keuangan dan finansial, industri dan produksinya pindah ke negara lain seperti China, yang mendahulukan justru industri produksi. Maka terjadilah pertumbuhan ekonomi yang tinggi di China dan menguasai ekonomi tiba-tiba, sebagian besarnya,” papar JK, sapaan akrabnya.
JK tidak menampik bahwa pasar keuangan juga penting untuk memakmurkan suatu bangsa. Namun pasar riil seperti Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang sudah terbukti tahan terhadap guncangan krisis ekonomi.
“Finansial penting, tapi lebih penting lagi produksi. Yang paling penting pasar Tanah Abang, Pasar Senen. Itu pikiran yang akan kita jalankan bahwa untuk suatu negara maju intinya ialah value, nilai tambah,” tegas JK.
Dari semua itu, JK ingin mengingatkan bahwa dengan kondisi perekonomian global saat ini, yang harus didahulukan adalah produksi, industri, pertanian agar suatu negara bisa tumbuh dengan baik.
“Negara dibutuhkan sistem keuangan yang menopang itu, dibutuhkan perdagangan supaya produktivitas industri itu bisa berjalan. Tidak ada suatu yang diistimewakan,” tutur JK.
sumber : merdeka.com