TOTABUAN.CO — Menyedihkan. Jujun Junaedi, bocah delapan tahun warga Kampung Cikarangge Parakantelu RT 01/10, Desa/Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi ini punya kebiasaan aneh. Selain doyan mengisap rokok layaknya orang dewasa, Jujun juga kerap mengonsumsi obat nyamuk, tanah, bensin dan binatang melata.
Itu dilakukan, jika ibunya tidak memberikan rokok setiap harinya. Hal itu disampaikan salah satu tetangga Jujun, Yatman (40), saat mengantar Jujun ke BLUD RS Sekarwangi. Menurut Yatman, aksi abnormal yang dilakukan Jujun itu sudah berlangsung lama, dan kerap dilakukan jika dahaga merokoknya tidak dipenuhi sang ibu.
“Kalau dilarang itu suka ngamuk. Kadang suka merusak pagar tetangga juga. Kasihan ibunya,” ucap Yatman .
Dikatakan Yatman, karena kedua orang tuanya tak ingin anaknya mengonsumsi barang yang tak lazim dimakan dan supaya tidak mengamuk lagi, akhirnya mereka pun terpaksa memberikan rokok. Tak tanggung-tanggung, dalam sehari anak pasangan Sukandi dan Ani Nursari itu bisa menghabiskan 2-3 bungkus rokok.
“Ya mungkin daripada memakan hal yang membahayakan, kedua orang tuanya terpaksa memberikan rokok lagi,” tandasnya.
Sementara itu, dokter spesialis anak BLUD RS Sekarwangi, Dian Rahma Ekowati mengatakan, perilaku aneh yang dilakukan Jujun lantaran adanya pengaruh dari lingkungan. Pasalnya, pada usia itu, seorang anak akan mencontoh apa yang dilihat dan didengar dari orang dewasa. “Anak ini mengalami kelainan perilaku (hiperaktif), pernah kejang-kejang (epilepsi) saat balitanya,” ujar Dian.
Akibat dari sikap dan perilaku itu, Jujun juga mengalami lemahnya pola pikir. Sehingga, untuk menyembuhkannya perlu cukup waktu dan dilakukan secara intensif. “IQ-nya jadi lemah, bisa sembuh tapi harus dilakukan secara intensif,” singkatnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bocah pecandu rokok ini telah dibawa ke BLUD RS Sekarwangi untuk mendapatkan penanganan medis, Rabu (21/1). Diagnosa dokter, Jujun terkena penyakit sulit berkonsentrasi dan hiperaktif. Saat di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi itu, sebelum diperiksa dokter khusus kejiwaan (psikiater), anak ketiga dari lima bersaudara ini terlebih dahulu diperiksa dokter anak. Hasilnya, ia dinyatakan sehat dan tidak ada kelainan.
Usai diperiksa dokter anak, sang bocah langsung dirujuk ke dokter spesialis kejiwaan (psikiater). “Jujun ini kemungkinan besar bisa sembuh kok,” terang dokter spesialis kesehatan jiwa BLUD RS Sekarwangi, Yolla Yubris.
sumber : jpnn.com