TOTABUAN.CO — Pelarian perampok kelas kakap lintas Sumatera yang paling dicari Polda Riau, Akraldinata alias Akra alias Dina alias Edi Palembang, Senin (1/12) dini hari berakhir sudah. Pembunuh Aipda Harianto Bahari itu ditembak mati oleh tim gabungan Polresta Pekanbaru, Polda Riau, dan Polda Metro Jaya. Dia dihabisi karena melawan dan berusaha mengambil pistolnya untuk menembak petugas saat ditangkap di Jakarta Barat.
Tewasnya Edi Palembang dalam penangkapan kemarin juga menjadi akhir kerja keras selama hampir dua pekan terhadap residivis yang sebelumnya berhasil kabur dari Lapas Jambi tersebut. ”Edi Palembang ditangkap di Jakarta Barat. Ini jawaban Polda Riau terhadap pertanyaan masyarakat selama ini,” ujar Kapolda Riau Brigjenpol Dolly Bambang Hermawan kepada Riau Pos (Jawa Pos Group) melalui sambungan telepon.
Sebelumnya, Harianto Bahari, anggota Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Polsek Senapelan, Pekanbaru, Riau, tewas ditembak saat berupaya menyergap empat perampok di Jalan Kulim, Senapelan, Minggu (9/11) pukul 16.30 WIB. Dua pelaku berhasil ditangkap, sedangkan dua lainnya kabur. Salah satunya adalag Edi Palembang.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo memaparkan, Edi Palembang ditangkap di RT 06, RW 04, Srengseng Sawah Balong, Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, sekitar pukul 04.00 WIB.
”Penyergapan dilakukan petugas Gabungan Jatanras Polda Riau bersama Satreskrim Polresta Pekanbaru selama hampir dua pekan. Selain EP yang tewas, berhasil diamankan dua rekannya, BS alias Ujang, warga Padang; serta FW, warga Lampung,” ujar Guntur.
Dia menjelaskan, pengejaran terhadap Edi Palembang dilakukan sejak penembakan terhadap Bahari. Sejak saat itu, tim yang mengejar sempat mengendus keberadaan Edi di Solok, Sumatera Barat. ”Dia (EP) kemudian lari ke Lubuk Linggau, Palembang, serta Muara Bungo, dan Sarolangun, Jambi. Kontak tembak terjadi di sini saat akan dilakukan penangkapan. Dia berhasil kabur ke Piringsewu, Lampung, lantas lari ke Jakarta Barat,” jelasnya.
Saat akan ditangkap, dia melawan dan berusaha mengambil senpi miliknya untuk kembali menembak petugas sebagaimana dengan yang dilakukan terhadap Bahari. ”Belajar dari pengalaman sebelumnya, saat pelaku berusaha mengambil senjata api, polisi segera melumpuhkannya hingga tewas di TKP,” papar Guntur sambil menuturkan bahwa Edi Palembang tewas dengan luka tembak di dada.
sumber : jpnn.com