TOTABUAN.CO — Tingkat prevalensi narapidana dan tahanan yang mengidap HIV/AIDS di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Napi pengidap HIV/AIDS yang pada 2011 hanya berkisar 787 orang kini melonjak mencapai 1.042 napi.
“Berdasarkan periode Oktober 2011 penderita HIV-AIDS yang ditangani lapas dan rutan berjumlah 787 dan angka itu meningkat menjadi 1.042,” kata Direktur Infokom Dirjen Pas Kemenkumham, Ibnu Chuldun di sela-sela kegiatan peringatan hari AIDS di Lapas Narkotika Cipinang, Jakarta Timur, Senin (1/12).
Dengan tingginya jumlah warga binaan yang mengidap HIV/AIDS, Ibnu menyatakan, pihaknya akan lebih menaruh perhatian pada penanganan HIV/AIDS di lapas dan rutan. Menurutnya, penanganan terhadap HIV/AIDS akan lebih ditekankan pada upaya pencegahan dengan komunikasi dan edukasi.
“Ditjen PAS sendiri telah mengandeng mitra KPAN, HCPI, AusAID, USAID, Global Fund dan LSM lainnya,” kata Ibnu.
Untuk menangani persoalan ini dalam jangka pendek, pihaknya berupaya meningkatkan layanan deteksi dini untuk warga binaan. Salah satunya dengan meningkatkan pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan kepada warga binaan.
“Kami bertekad mewujudkan getting to zero HIV AIDS yaitu penularan infeksi baru sehingga berkurangnya angka kematian akibat AIDS dan zero diskriminasi terhadap ODHA,” ujarnya.
Menurut Ibnu, persoalan HIV/AIDS bukanlah masalah perorang tetapi masalah multi dimensi. Oleh karena itu, pihaknya mendorong terlaksananya diversi bagi pengguna narkoba dengan rehabilitasi.
Selain itu, pemerintah perlu mendukung alokasi anggaran untuk program pengendalian dan penangulangan HIV AIDS di lapas rutan.
sumber : beritasatu.com