TOTABUAN.CO — Puluhan warga korban lumpur Lapindo yang ada di dalam Peta Area Terdampak (PAT), masih memblokade jalan menuju akses pembangunan tanggul baru yang ada di titik 73 Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur. Aksi ini dilakukan sejak pekan lalu.
Koordinator aksi korban lumpur Lapindo, Djuwito mengatakan, pihaknya sengaja membuat blokade itu karena warga tidak main-main dengan larangan pembuatan tanggul baru. Pihaknya tidak akan membuka semua blokade hingga ganti rugi korban lumpur Lapindo yang ada di dalam peta area terdampak terlunasi.
“Kalau misalkan aparat kepolisian atau TNI yang membuka blokade itu, berarti aparat ada ‘main’ dengan BPLS,” tuding dia, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (26/11/2014).
Menurut Djuwito, warga korban lumpur Lapindo sudah siap dengan segala hal apabila ada yang menentang. Sebab warga bukan teroris yang perlu diwaspadai.
“Kami bukan teroris, kami hanya ingin menuntut hak kami. Pokoknya, selain pembayaran ganti rugi, program apa pun akan kami tolak,” pungkas Djuwito.
Sementara pantauan Liputan6.com, warga memblokade dengan memasang anyaman bambu yang berdiri kokoh di atas jalan menuju akses pembangunan tanggul baru.
Beberapa pekerja dari Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) terlihat sedang mengalirkan air lumpur yang ada di kolam penampungan ke luar tanggul yang dialirkan ke Kali Ketapang.
Pipa penyedot itu terlihat mengalirkan air dari tanggul dengan ditandai putaran air lumpur di atas tanggul. Sedangkan di bawah tanggul, tepatnya di ujung pipa penyedot, terlihat air deras mengalir ke Kali Ketapang.
Terlihat juga ada sekitar 6 pekerja sedang membersihkan rumput-rumput di selokan bawah tanggul.
Aksi blokade pembangunan tanggul baru ini dilakukan sejak Minggu 23 November lalu. Aksi blokade ini dilakukan oleh warga di akses jalan masuk menuju pembangunan tanggul baru yang ada di titik 73 Desa Kedungbendo, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
sumber : liputan6.com