TOTABUAN.CO — Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) resmi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta. Pelantikan Ahok tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dengan mengenakan Pakaian Dinas Upacara (PDU) berwarna putih, Ahok kemarin tampak sumringah sebelum pengucapan sumpah jabatan. Tepat pukul 14.05 WIB, Rabu (19/11) acara pelantikan dimulai.
Sebelum pembacaan sumpah, dilakukan pembacaan Surat Keputusan Presiden oleh Deputi Sumber Daya Manusia yang berisi secara resmi memberhentikan Ahok sebagai wakil gubernur DKI Jakarta.
Hal tersebut tertuang dalam Keppres Nomor 130 P tahun 2014 tentang pengesahan pemberhentian wakil gubernur DKI Jakarta 2012-2017 dan pengesahan pengangkatan gubernur sisa masa jabatan 2012-2017.
“Saya berjanji akan memenuhi kewajiban saya sebagai gubernur dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya, dengan selurus-lurusnya, serta berbakti dengan masyarakat nusa dan bangsa. Semoga Tuhan menolong saya,” ucap Ahok di Istana Negara, Rabu (19/11).
Usai dilantik, Ahok mengungkapkan perasaannya dilantik langsung oleh Presiden Jokowi.
“Saya tadi bilang ke Pak Jokowi, ini keajaiban dunia, dua tahun kita dilantik bersama. Sekarang malah bapak Jokowi yang lantik,” ujarnya di Istana Negara Jakarta Rabu (19/11) kemarin.
Saat bilang demikian, Ahok mengatakan Jokowi hanya tersenyum dan menepuk bahunya. “Pak jokowi tepuk-tepuk saya,” ujar Ahok.
Pelantikan Ahok dihadiri oleh sejumlah pejabat negara, dari Menteri Kabinet Kerja, Kapolri Jenderal Pol Sutarman, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono, Hakim Agung dan Hakim Konstitusi. Namun, dari pihak DPRD DKI hanya sedikit yang hadir, Ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi tampak hadir. Politisi PDIP Maruarar Sirait dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga hadir.
Rombongan Keluarga besar Ahok juga turut hadir. Ibundanya, Buniarti dan istri serta ketiga anaknya. Usai dilantik, Ahok berkesempatan berfoto bersama dengan keluarga besar di Istana Negara.
Acara pelantikan ini sendiri digelar di Istana Negara, Jakarta dan dipimpin langsung oleh Jokowi.
Meski banyak penolakan, acara pelantikan Ahok ini tetap berlangsung. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkap ada beberapa alasan historis hingga pelantikan harus digelar di Istana Kepresidenan. Sebab, masa-masa awal kemerdekaan, pelantikan gubernur dilaksanakan langsung oleh presiden.
“Pengalaman zaman Bung Karno, Pak Ali Sadikin dan Henk Ngatung oleh presiden, karena gubernur adalah tangan kanan presiden, maka keppres yang keluarkan presiden. Maka yang pantas melantik gubernur adalah presiden. Nantinya tidak hanya Basuki, termasuk pemilihan gubernur yang serentak, baik di Aceh, Banten maupun Riau juga akan dilakukan Bapak Presiden,” ujar Tjahjo di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/11).
Soal tempat, pelantikan gubernur dan lainnya bisa dilakukan di mana saja selama presiden bisa melantik gubernur terpilih. Jika presiden berhalangan hadir, maka pelantikan bisa dilakukan oleh wakil presiden atau menteri dalam negeri.
“Ya namanya di ibu kota, soal tempat relatif. Selama presiden bisa melantik, kalau presiden berhalangan bisa menunjuk wakil presiden atau mendagri. Di mana keppres sudah keluarkan persetujuan menunjuk Basuki jadi gubernur,” tandasnya.
sumber : merdeka.com