TOTABUAN.CO — Komplotan maling sepeda motor di Semarang Jawa Tengah, terpaksa ditembak petugas kepolisian untuk melumpuhkan pergerakannya yang selama ini meresahkan warga setempat. Betapa tidak, hanya dalam kurun waktu sebulan mereka menggondol 25 motor yang terparkir di kos-kosan.
Seorang maling yang berhasil dibedil polisi, Kasrumi alias Mek (29), mengaku sepeda motor sebanyak itu dibobol dengan memakai kunci palsu. Menurutnya, kunci palsu itu digunakannya saat si korban terlihat lengah di dalam kos-kosan.
“Udah empat bulan terakhir saya melakukan itu. Biasanya, sasaran saya di tempat indekos yang sepi,” akunya, saat digelandang di Mapolrestabes Semarang, Senin (17/11).
Pria yang tinggal di Kampung Bogosari Kecamatan Guntur Demak tersebut lantas melanjutkan, motor-motor curiannya biasanya dijual kembali ke sejumlah kenalannya. Hal itu tentunya untuk menghilangkan jejak dari kejaran polisi.
Sementara pelaku lainnya, Zaenuri alias Bodong (30), mengakui setiap kali nyolong motor, dia hanya butuh 15 detik untuk membongkar kunci kontak motor milik korban. “Ya saya nyurinya pas malam hari. Semuanya pakai kunci motor palsu,” kata maling motor asal Demak yang ditembak di betik kirinya tersebut.
Belakangan diketahui, kedua pelaku juga mengajak seorang lainnya bernama Rukan setiap kali mencuri motor di indekos.
Terakhir kali, gerombolan maling itu menggasak motor Honda Beat nopol H 3305 AFG setelah sebelumnya melompat pagar rumah milik korban di Tembalang Semarang. Sedangkan, aksinya yang kedua terendus petugas saat mencuri motor Vario di indekos Jalan Sambiroto VII Nomor 7 A RT 09/RW II Kelurahan Sambiroto.
Di tempat yang sama, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono, menyebut, komplotan maling motor itu diringkus bersama jajaran penyidik Polsek Tembalang. Mereka memang terendus petugas kerap menggondol motor sehingga membuat para korbannya melapor ke polisi.
“Jadi, mereka diringkus dari laporan warga yang merasa kehilangan motor selama Oktober-November. Dalam tempo empat bulan, mereka menggondol 25 motor,” urainya, sembari menambahkan bahwa, petugasnya kini tengah mendalami kasus ini dan masih menyelidiki apakah mereka jaringan residivis curanmor atau tidak.
Lebih jauh, Djihartono menambahkan, 25 motor curian itu didapatkan pelaku dari indekos wilayah Demak dan Pati. Usai beraksi, mereka biasanya menjual kembali barang curiannya sekitar Rp 2,5 juta.
“Mereka ini maling motor di rumah kos-kosan. Makanya, kami mengimbau kepada masyarakat agar menggandakan kunci kontak dan jangan lupa mencabut kunci motornya bila diparkir di tempat sepi,” tegas Djihartono.
sumber : merdeka.com