TOTABUAN.CO — Kepala Departemen Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia, Fentiny Nugroho menyatakan masih ada permasalahan terkait Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo. Salah satunya adalah masalah sosialisasi.
“Pertama masalah sosialisasi. Masih banyak orang bingung bukan hanya rakyat tapi pelaksana,” kata Fentiny dalam diskusi “Menguji Kartu Sakti” di Cikini, Jakarta, Sabtu (8/11).
Persoalan berikutnya, dikatakan Fentiny, berkaitan dengan kesimpangsiuran data apakah akan menggunakan data Badan Pusat Statistik atau faktual di lapangan.
Fentiny menambahkan penanggulangan kemiskinan yang tumpang tindih juga menjadi persoalan penerapan KIS, KIP dan KKS. “Harus diteliti jangan sampai tumpang tindih,” ucapnya.
Untuk mengatasi persoalan itu, Fentiny menyatakan perlu dibuat satu kartu yang terintegrasi. “Saya kira ke depan satu kartu saja bisa diakses, terintegrasi” ujarnya.
Meski ada permasalahan, Fentiny mengapresiasi pengadaan KIS, KIP dan KKS. Sebab, program itu bisa bermanfaat untuk masyarakat kecil.
“Kita sangat apresiasi, saya kira ini program yang baik. Kalau pelaksanaan awal kan biasa banyak kekurangan,” tandasnya.
sumber : jpnn.com