TOTABUAN.CO — Gubernur Bali Made Mangku Pastika berjanji dan berkomitmen memberikan ruang bagi para seniman modern untuk berekspresi dan mengembangkan bakat dan karya mereka.
“Para seniman modern perlu ruang untuk berkreasi menyumbangkan kreativitas bakat karya. Mereka memiliki potensi yang besar, namun yang jadi persoalan mereka hanya memerlukan ruang, perlu kesempatan, tempat dan dana,” katanya saat menjadi pembicara utama dalam acara Sarasehan Seniman Bali di Denpasar, Kamis (6/11/2014).
Pastika mengapresiasi kreativitas yang sudah dihasilkan para seniman Bali. “Saya sangat setuju karena akan menjadi cikal-bakal industri kreatif seperti desain, fashion, teater, seni rupa, seni suara dan seni lainnya. Itulah industri kreatif sesungguhnya dan itu jauh lebih berharga dari komoditas industri yang lain karena tidak akan pernah habis,” ujarnya.
Menurut Pastika, orang Bali itu kreatif, inovatif, “nyeni”, dan itulah yang perlu dikembangkan serta bagaimana memanfaatkannya sehingga menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Hidup tanpa jiwa kewirausahaan dinilainya tidak hidup.
Pastika menambahkan bahwa seni modern itu harus saling mengisi dengan seni tradisional.
Di sisi lain, Pastika menilai kegiatan tersebut hampir sama dengan wadah “Bali Bebas Berbicara Apa Saja” yang memberikan kesempatan kepada para seniman Bali modern untuk berpartisipasi membuka peluang bagi para seniman.
“Saya lebih banyak ingin mendengar. Seni itu hidupnya panjang. Apalah arti hidup tanpa seni. Saya bukan orang seni, tapi saya pecinta dan menikmati seni, seni itu relatif dan subjektif,” ujarnya.
Pada kesempatan itu disampaikan berbagai pendapat, di antaranya pameran Bali Mahalango yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memberikan ruang kepada seniman modern berekspresi di samping seniman tradisional, yang sudah dapat ditonton selama acara Pesta Kesenian Bali.
Muncul pula ide pembuatan “Bali International Art” serta kritikan terhadap sepinya taman budaya yang hanya dikunjungi saat tertentu seperti PKB, Bali Mahalango dan pameran pembangunan, sementara di sisi lain Bentara Budaya cukup ramai.
Hadir pula dalam acara itu Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika, budayawan Prof Dibia, Kepala Biro Humas Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra dan para jurnalis.
sumber : kompas.com