TOTABUAN.CO — Mentari -bukan nama sebenarnya- menjadi korban pemerkosaan dan percobaan pembunuhan. Gadis 16 tahun warga Jalan Gerilya, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang, ditemukan petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Samarinda yang sedang bersih-bersih di Waduk Benanga dalam kondisi nyaris tanpa busana, Kamis (16/10), pukul 06.30 Wita.
Kondisi korban juga memprihatinkan. Ada luka-luka di bagian kepala yang mengeluarkan darah. Diduga bekas pukulan batu atau balok.
Sebelum kejadian itu, Mentari diketahui keluar dari rumahnya dan dijemput seorang pria pukul 05.30 Wita. Diduga yang menjemputnya adalah Ahmad, salah seorang pelaku pemerkosaan yang kabur. Mentari memang terbiasa keluar pagi-pagi untuk bekerja di toko tempat keluarganya.
Dua pelaku pemerkosaan lainnya, adalah AD (16) dan Bambang (23). Ironisnya, AD dan Bambang diketahui pernah berpacaran dengan Mentari. Mirisnya lagi, ketiga pelaku ditengarai ingin menghabisi nyawanya setelah memerkosa untuk menghilangkan jejak.
Dua pemuda itu sudah diamankan polisi. AD diamankan setelah beberapa jam Mentari dilarikan ke RSUD AW Sjahranie untuk perawatan.
Awalnya AD belum mengaku saat diamankan polisi di Mapolsekta Samarinda Utara. Setelah diperiksa secara terus-menerus, remaja yang masih di bawah umur itu akhirnya mengaku dirinyalah yang melakukan hubungan terlarang itu terhadap Mentari.
Sementara Bambang sempat melarikan diri ke Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara (Kukar) tempat keluarganya. Bambang baru diamankan polisi setelah dipancing pulang ke rumahnya di Jalan Gerilya, Sungai Pinang.
Bambang langsung diamankan polisi saat baru tiba di rumahnya. Namun, dia berontak dan melawan, bahkan sempat kabur. Timah panas akhirnya membuat pria yang bekerja di pemotongan sapi itu tersungkur.
Menurut keterangan Bambang, saat ditemui media ini di rumah sakit, aksi bejat itu diawali AD yang merupakan mantan kekasih Mentari. “Saya baru pulang kerja. Langsung diajaknya,” ujar Bambang. Ditambahkan, sesampainya di Waduk Benanga, dia disuruh AD beli air minum.
Setelah kembali, dua temannya sudah melucuti pakaian Mentari. “Saya cuma lihat dia sudah tergeletak lemas. Memang saya sempat setubuhi dia,” ujarnya.
Sementara itu, SU, ayah korban, menyebut AD juga sempat melamar Mentari, tapi tidak tahu bagaimana kelanjutannya. “Sekitar lima atau enam bulan lalu (melamar),” ujar SU.
Kapolsekta Samarinda Utara Kompol Ervin Suryatna menerangkan, Unit Opsnal Reskrim Polsekta Samarinda Utara dan Opsnal Polresta Samarinda masih terus mengejar satu orang lain yang merupakan pelaku pemerkosaan. “Semoga saja bisa ketemu (satu pelaku yang kabur),” tandas Ervin.
Perwira melati satu itu menambahkan, kemungkinan ada dugaan percobaan pembunuhan yang dilakukan para pelakunya. “Dipukul batu dan balok kayu. Mungkin takut ketahuan,” tandas Ervin.
Ditanya lebih detail, Ervin belum bisa menggambarkan secara keseluruhan kasus tersebut. “Tunggu satu lagi tertangkap, baru akan diketahui motif pastinya apa,” kata Ervin.
sumber : jpnn.com