TOTABUAN.CO — Perampokan bermodus pembiusan kembali terjadi. Kali ini dua korbannya ditemukan dalam keadaan tak sadarkan diri di tepi jalan perkampungan Dusun Sroyo, Desa Tambak Agung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto. Diduga, sebelum mereka dibuang, barang-barang berharga milik korban dipereteli. Termasuk kartu identitas dan handphone.
Setelah dirawat, mereka mengaku bernama Sirun, warga asal Kecamatan Gorang-Gareng, Kabupaten Magetan, dan Taufik, warga asal Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. Hingga kemarin, kedua korban masih terkulai lemas di ruang inap Jayanegara RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto.
”Mereka ditemukan warga di antara semak-semak jalan sekitar pukul 05.00. Dua-duanya tidak sadar sama sekali. Mungkin ini korban pembiusan,” ungkap Kapolsek Puri AKP Samadi. Saat ditemukan, posisi Sirun dan Taufik telentang berjarak 3-5 meter. ”Tapi, di lokasi tidak ada identitas atau barang-barang milik korban,” ujarnya.
Sebelum melarikan korban ke rumah sakit umum, petugas membawa mereka ke RSI Sakinah. Karena kondisinya lemas dan tidak sadar, mereka dirujuk ke rumah sakit milik pemkot.
Jika dibandingkan dengan Taufik, selama mendapat perawatan sekitar lima jam, Sirun mulai siuman. Dengan bahasa terbata-bata, pria berusia sekitar 45 tahun itu mengaku sebelumnya bekerja sebagai kuli bangunan di Batam.
Kamis (16/10) dia memutuskan pulang ke Jatim dengan menggunakan pesawat melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo. ”Setiba di Juanda, saya ditawari menumpang Suzuki Carry,” katanya.
Meski tidak mengenal pelaku, mereka menerima tawaran itu. ”Ada empat orang dalam mobil itu. Tapi, saya tidak kenal,” tuturnya.
Di perjalanan, salah seorang pelaku menawarkan air minum yang dicampur dengan jamu dalam kemasan botol. ”Seperti jamu,” lanjutnya.
Setelah menenggak minuman itu, Sirun tidak ingat lagi apa yang sedang dialami. Bahkan, dia terlihat kebingungan begitu ditanya identitas dan alamat rumah saat pertama masuk rumah sakit.
Sedangkan Taufik, meski dirawat di ruang yang sama, hingga kemarin sore belum menunjukkan tanda-tanda sadar. Beberapa kali perawat menanyakan identitas, pria berusia sekitar 36 tahun tersebut menjawab dengan suara tidak jelas.
Kasi Perawatan RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Elys Elisabet menuturkan, hilangnya kesadaran korban diduga disebabkan pengaruh obat penenang yang dikonsumsi. ”Obat penenang ini bisa melemahkan semua; kesadaran, penglihatan, pendengaran, dan gerakan,” katanya.
sumber : jpnn.com