TOTABUAN.CO — Matinya ribuan ikan di Sungai Rungan, Kecamatan Rakumpit, diduga sengaja diracuni pihak tidak bertanggung jawab. Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan (Distankanak) Kota Palangka Raya turun tangan.
Kepala Distankanak Palangka Raya Ikhwansyah menegaskan, pihaknya sudah membentuk tim untuk terjun ke sungai yang diduga tercemar racun sejenis endrin dan potas (kalium karbonat) tersebut.
“Kita sudah bentuk tim hari ini (kemarin, Red) akan diterjunkan ke lokasi, sekalian memberikan sosiasilasi agar masyarakat tidak meracuni ikan di sungai,” jelas Ikhwansyah kepada Kalteng Pos (Grup JPNN), Jumat (17/10).
Selain itu, tim juga akan mengambil sampel di pasar. Pasalnya, kata dia, ikan-ikan yang diracuni tersebut sudah beredar di pasaran.
“Kita juga akan ke pasar ambil sampel ikan, karena takutnya dan memastikan ada tidak yang dijual di pasar,” tegasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palangka Raya Siti Dahliah Noer menjelaskan, pihaknya siap memeriksa ikan sungai yang ada di pasaran, untuk memastikan tercemar racun atau tidak.
“Kalau memang dibutuhkan maka kita siap, karena ikan yang diracun menggunakan potasium dan sebagainya tentu berbahaya bagi kesehatan manusia,” jelasnya.
Meski ribuan ikan banyak mati di Sungai Rungan, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Palangka Raya, Rawang, mengaku belum tahu di daerah tersebut ditemukan ribuan ikan mati. Meskipun ikan yang mati di daerah itu berlangsung sejak dua hari lalu.
Dikatakannya, jauh-jauh hari BLH telah melakukan uji laboratorium terkait kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di Sungai Rungan dan Takaras. Hasil dari uji tersebut, kondisi air di daerah itu di atas baku mutu, sehingga kondisi sungai sangat keruh saat musim kemarau ini.
“Kalau matinya ikan secara massal, sepertinya memang diracun bukan karena kondisi kemarau dan air yang keruh,” kata Rawang.
Keruhnya air sungai, kata Rawang, tidak akan menimbulkan kematian massal seperti yang terjadi saat ini. kalau pun ada yang mati, itu hanya untuk ikan-ikan kecil, sementara ikan besar tetap mampu bertahan hidup.
“Kita akan ke sana melakukan uji laboratorium, untuk mengetahui secara pasti apa penyebabnya,” tuturnya.
Di lain tempat, Kepala Dinas Kesehatan Tiur Simatupang mengatakan, ikan mati akibat racun dan dikonsumsi secara terus menerus oleh manusia, akibatnya cukup fatal. Apalagi sampai ikan itu mengandung air raksa, akan menyerang ginjal manusia.
“Intinya, kalau memilih ikan lihat insangnya. Kalau warna merah maka masih segar, walau pun sudah mati. Kalau ditekan terus dagingnya kenyal. Saya rasa aman untuk dikonsumsi,” ucapnya.
Sementara itu, kepolsian belum terima laporan terkait matinya ikan akibat diracun. Kapolres Palangka Raya AKBP Hendra Rochmawan melalui Kasat reskrim AKP M Ali Akbar mengatakan, sejauh belum ada laporan diajukan ke pihak kepolisian.
“Kami belum menerima laporan berkaitan dengan ikan yang diracun. Kami masih menunggu kalao memang itu sudah dilaporkan,” katanya.
sumber : jpnn.com