TOTABUAN.CO — Gadis remaja sebut saja Bunga (15), warga Ledong Timur, Asahan, Sumut, mengaku beberapa kali disetubuhi tetangganya seorang pemuda penganguran berinisial FS (20).
Orang tua Bunga, pasangan suami istri (pasutri) AM dan DM, ketika ditemui wartawan Metro Siantar (Grup JPNN) hendak membuat laporan di Mapolsek Pulau Raja, Kamis (16/10) menceritakan, mereka mengetahui Bunga sudah disetubuhi FS berawal dari laporan masyarakat yang kerap melihat putri mereka berduaan dengan FS di beberapa tempat.
Mereka yang tidak setuju Bunga berhubungan dengan FS, karena FS pemuda pengangguran yang kerap mabuk-mabukan di kampung mereka.
Namun ketika dilarang dan ditanyai, Bunga mengaku sudah melakukan hubungan suami istri dengan FS. “Kata putriku, sudah berulang kali bersetubuh,” aku DM.
DM melanjutkan, mendengar pengakuan putrinya, mereka menemui keluarga FS supaya bertanggung jawab.
“Kami temui saudara tempat FS tinggal. Kalau orangtuanya tinggal di Kamung Masjid Labusel,” sebut AM.
DM mengungkapkan, maksud mereka menemui saudara FS dengan harapan, supaya mereka bertanggungjawab terhadap putri mereka. Tapi setelah beberapa hari ditemui, saudara maupun pihak FS sama sekali tidak pernah datang, sehingga mereka memutuskan melapor ke Polsek Pulau Raja.
“Mereka (keluarga FS) tampaknya sepele. Makanya kami melapor ke polisi,” kesal DM dan AM.
Sedangkan Bunga ketika ditanyai, mengaku selama berkenalan dengan FS hubungan mereka baik-baik saja.
“Dia (FS) baik, selalu membawa saya makan bakso dan mau ngisi pulksaku. Kadang isi 5.000, kadang isi 10.000,” katanya.
Bunga mengungkapkan, awal dia hendak disetubuhi FS, dia menolak karena takut sama kedua orangtuanya. Namun beberapa hari kemudian, tepatnya malam minggu, FS kembali mengajaknya makan baksi di salah satu warung.
Setelah makan bakso, niatnya mereka pulang ke rumah. Tapi FS mengajaknya ke kebun sawit di daerah itu.
Di lokasi kebun sawit, FS kembali mengajaknya berhubungan badan, tapi dia mencoba menolak. Tapi beberapa saat tubuhnya merasa lemas dan kepala sakit dan tidak sadarkan diri.
“Waktu aku tidak sadarkan diri itulah, dia menodaiku. Waktu bangun, aku menangis karena ketakutan, tapi FS mengaku akan bertanggung jawab dan akan menjadikanku sebagai istrinya,” ujar Bunga.
Bunga melanjutkan, karena FS mengaku bertanggung jawab, dia pun tidak memberitahuan perbuatan pertama FS kepada orangtuanya. Bahkan, beberapa kali bertemu, mereka juga melakukan hubungan suami istri.
“Tapi belakangan ini, FS sudah mulai jarang menemuiku. Lalu waktu aku temui, FS seperti tidak peduli dan tidak open lagi. Tidak tahu bagaimana, orangtuaku kemudian menanyaiku, dan kuakui hubunganku dengan FS ,” sebutnya.
Kapolsek Pulau Raja AKP H Arifin Rangkuti melalui Kanit Reskrim Ipda S Hutagalung ketika ditemui, mengaku pihaknya sudah menerima laporan orangtua korban dan permasalahan itu akan diserahkan kepada Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Asahan.
Sumber : jpnn.com