TOTABUAN.CO — Seorang Siswi SMA di kawasan Cilandak berinisial AF (16) meninggal dunia diduga usai diperkosa teman-temannya sekolahnya. Hariani (58), ibu korban mengatakan peristiwa dugaan pemerkosaan terhadap anaknya itu terjadi pekan lalu. Saat itu anaknya izin membeli pulsa telepon tapi baru pukul 12.00 malam pulang.
Saat sang anak pulang, dirinya menemukan bercak darah dalam pakaian dalam milik siswa SMA yang akrab disapa April tersebut. ”Ada bercak merah kekuning-kuningan di pakaian dalam anak saya,” ujarnya saat berbincang dengan INDOPOS di kediamannya, Jalan Haji Ipin, RT 04/08, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Hariani menceritakan jika sebelum meninggal, sang anak mengalami demam tinggi dan meracau tidak jelas. Bahkan jika bertemu dengan bapak atau kakaknya, dia akan teriak-teriak. ”Setiap ketemu laki-laki seperti bapak atau kakaknya dia seperti ketakutan,” ungkapnya juga dengan nada sedih.
Dirinya pun menceritakan peristiwa yang membuat AF meregang nyawa. Seminggu sebelum meninggal sang anak meminta izin untuk membeli pulsa sekitar pukul 08.00. Hanya saja ditunggu empat jam atau hingga jam 12 malam sang anak tak kunjung pulang.
”Itu terjadi malam Jumat pekan lalu. Dia pergi keluar jam 8 malam tapi baru pulang jam 12 malam. Saya sempat mencari ke rumah temannya. Sampai akhirnya dia pulang sendiri jam 12,” ujarnya juga. Setelah pulang dari beli pulsa tersebut, sang anak mengalami demam yang cukup tinggi.
Bahkan karena demam itu, sampai tidak tidur selama empat hari. Hariani juga mengatakan jika sang anak sempat mengeluh sakit di perutnya saat Idul Adha lalu. ”Karena mengeluh sakit, saya bawa ke klinik tapi saya bawa pulang lagi karena dokternya tidak ada,” ucapnya.
Saat sakit, AF sempat menceritakan bahwa dia dipaksa minum kopi oleh teman-temannya saat pergi malam Jumat pekan sebelumnya. ”Dia diajak ke daerah Pondok Cabe, terus dipaksa minum kopi,” kata Hariani lagi. Ada lima orang teman April saat itu yang mengajaknya.
Pekan sebelumnya, April disebut sempat menginap di rumah temannya. Itu terjadi pada tanggal 24-27 September 2014 lalu. Dari kecurigaannya, Hariani pun membuat laporan dugaan pemerkosaan terhadap anaknya ke Markas Polres Metro Jakarta Selatan. ”Jenazah anak saya pun dibawa polisi ke rumah sakit buat diotopsi malam itu juga,” kata dia.
Kepala Subnit II Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan, Iptu Nunu membenarkan adanya laporan tersebut. ”Semalam langsung dilakukan otopsi,” kata dia. Namun, dari hasil otopsi tersebut, Nunu mengatakan tak ditemukan adanya luka-luka di tubuh AF.
”Tubuhnya mulus tak ada luka,” kata dia. Bahkan, kata Nunu juga, selaput dara gadis itu pun tak ada kerusakan alias masih utuh. ”Di tubuhnya cuma ada seperti bintik-bintik merah,” ungkapnya juga. Meski demikian, Nunu mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti laporan ibunda korban.
Polisi akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan mendatangi TKP yang diduga menjadi lokasi perkosaan terhadap AFl. ”Kami akan lakukan penyilidikan untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban,” kata dia juga. Untuk diketahui, AF tewas Rabu (8/10) sekitar pukul 14.00 saat dalam perawatan di Rumah Sakit (RS) Fatmawati Jakarta Selatan.
sumber : jpnn.com