TOTABUAN.CO BOLMONG —Sebuah pulau kecil berdiri anggun dengan pesona alami yang masih perawan. Ia bernama Pulau Molosing, sebuah surga kecil yang terletak di perairan Desa Motabang, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Pulau ini belum banyak tersentuh pembangunan modern, namun keindahannya telah membuat banyak mata terpukau. Mulai dari warga lokal hingga wisatawan yang datang untuk menjelajah.
Pulau Molosing menawarkan panorama yang memanjakan mata. Hamparan pasir putih, air lautnya jernih kebiruan, dan udara segarnya membuat siapa pun betah berlama-lama di sana. Dari kejauhan, siluet pepohonan yang hijau berpadu dengan langit cerah menjadi lukisan alam yang menenangkan jiwa. Tak heran, banyak pengunjung menyebut Pulau Molosing sebagai “permata tersembunyi”.
Untuk mencapai pulau ini, wisatawan dapat menumpang perahu kecil (katinting) dari pesisir Desa Motabang atau pantai terdekat lainnya. Perjalanan laut yang memakan waktu sekitar 15 hingga 20 menit ini menjadi pengalaman tersendiri menghadirkan panorama laut yang menakjubkan dan semilir angin yang menyegarkan. Setibanya di pulau, suasana tenang langsung menyapa. Tak ada kebisingan kota, hanya suara ombak, hembusan angin, dan kicauan burung laut yang berpadu harmoni.
Namun, di balik keindahan alamnya yang masih alami, Pulau Molosing kini mulai dilirik oleh Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata bahari. Langkah ini sejalan dengan visi daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata yang berkelanjutan dan berbasis pelestarian alam.
Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yusra Alhabsyi bersama jajaran pemerintah daerah telah menaruh perhatian khusus terhadap potensi Molosing. Pemerintah daerah melihat bahwa Pulau Molosing memiliki daya tarik kuat. Tidak hanya dari sisi keindahan alam, tetapi juga karena lokasinya yang strategis. Dalam rencana jangka menengah, kawasan ini akan disiapkan sebagai destinasi ekowisata unggulan, di mana pengelolaan wisata berjalan selaras dengan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
Melalui konsep ekowisata, pengunjung nantinya tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga dapat belajar tentang ekosistem laut, konservasi terumbu karang, hingga kehidupan masyarakat lokal yang menggantungkan hidupnya dari laut. Pemerintah berharap, kehadiran Pulau Molosing sebagai destinasi baru akan menjadi ikon pariwisata bahari Bolaang Mongondow, sekaligus membuka peluang investasi dan lapangan kerja bagi warga sekitar.
“Pulau Molosing memiliki potensi luar biasa. Kami ingin menjadikannya contoh pengembangan wisata yang berpihak pada lingkungan dan masyarakat,” ujar Bupati Yusra Alhabsyi beberapa waktu lalu saat berkunjung.
Meski saat ini Pulau Molosing belum memiliki fasilitas permanen, hal itu justru menjadi keunggulan tersendiri. Keaslian dan ketenangannya membuat wisatawan dapat merasakan pengalaman alam yang autentik. Banyak pengunjung membawa perlengkapan sendiri. Mulai dari tenda, peralatan memasak, hingga perlengkapan snorkeling demi menikmati pesona pulau ini dengan cara yang sederhana namun berkesan.
Ke depan, pemerintah daerah berkomitmen menyiapkan infrastruktur pendukung dan akses wisata yang lebih baik, tanpa mengubah karakter alami pulau. Pembangunan yang dirancang pun akan berorientasi pada kelestarian lingkungan, dengan memperhatikan daya dukung ekosistem dan kearifan lokal masyarakat pesisir.
Pulau Molosing bukan hanya tentang keindahan, tetapi juga tentang harapan dan masa depan pariwisata berkelanjutan di Bolaang Mongondow. Sebuah simbol semangat baru daerah ini untuk membangun sektor wisata yang tidak sekadar menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan alam.
Jadi, ketika langkah pembangunan pariwisata hijau terus digalakkan, Pulau Molosing hadir sebagai bukti bahwa Bolaang Mongondow memiliki segalanya. Laut yang indah, alam yang lestari, dan masyarakat yang ramah menyambut setiap tamu yang datang. Sebuah tempat di mana keindahan bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk dijaga bersama. (*)