TOTABUAN.CO BOLMONG — Harga beras terus mengalami kenaikan di sejumlah daerah di Sulawesi Utara (Sulut). Bahkan di Kabupaten Bolaang Mongondow ,(Bolmong) yang dijuluki kabupaten lumbung beras ini, ikut merasakan dampak lonjakan harga.
Saat ini harga beras naik dengan harga bervariasi. Bahkan, mendekati diharga hampir 1 juta rupiah per 60 kilogram.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) kabupaten Bolmong, I Wayan Mudiyasa mengatakan, Pemkab telah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi lonjakan harga.
Ia mengaku sudah melaporkan hal ini ke Bupati dan telah menyiapkan langkah antisipasi dengan menyiapkan beras CPPD.
“Langkah yang akan dilakukan pemkab yakni menyiapkan beras Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD). Ini adalah persediaan beras yang dikelola oleh pemerintah daerah untuk berbagai umtuk keperluan stabilisasi harga,” kata Mudiyasa.
Mudiyasa menjelaskan, penybab lonjakan harga beras di Bolmong disebabkan hasil panen menurun.
Paska panen februari hingga april sudah habis. Sementara panen Mei dan Juni tinggal sedikit.
“Hasil panen menurun akibat hama tikus.
Stok gabah kering di tempat penggilingan kosong,” katanya.
Saat ini sejumlah desa di Kabupaten Bolmong mulai kerasakan dampak. Berdasarkan data, terdapat lima desa. Yakni Desa Nanasi, Sesa slSauk, Desa Kolingangaan, Sesa Siniung dan Sesa Toraut.
Selain distribusi beras CPPD, DKP juga akan bermohon ke Badan Pangan Nasional
(BAPANAS) utuk pendistribusian beras untuk menstabiljan pasokan dan harga pangan (SPHP) dalam bentuk gerakan pangan murah bekerja sama dengan Bulog. (*)