TOTABUAN.CO BOLSEL – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) tampak sepi.
Adem ayemnya suhu politik di Bolsel menjelang Pilkada Serentak 2024, karena tidak satu pun bakal calon yang kontras dimunculkan.
Rinaldi Potabuga, salah satu Pemuda yang cukup melek terkait isu-isu Politik, menilai suhu politik yang tampak adem di Kabupaten Bolsel saat ini, sangat berkorelasi dengan gagalnya proses kaderisasi di internal Parpol.
‘’Jika parpol tidak mampu memunculkan kadernya untuk maju sebagai calon bupati di pilkada, itu menjadi bukti bahwa kaderisasi di internal parpol gagal,’’ ujar Rinaldi.
Selain itu lanjutnya, baru pasangan Iskandar Kamaru- Deddy Abdul Hamid, calon petahana yang nantinya akan diusung PDI Perjuangan dengan 11 kursi di DPRD.
Rinaldi menganggap, jika sampai akhir menjelang pendaftaran pasangan bakal calon bupati-wakil bupati nanti tidak ada calon muncul selain incumbent, maka demokrasi di Kabupaten Bolsel dapat dikatakan mundur.
“Bila sampai waktunya, kemudian Parpol belum juga memunculkan figurnya, maka bukan hanya proses kaderisasi internal Parpol yang gagal, tetapi juga berdampak pada merosotnya nilai-nilai demokrasi di Kabupaten Bolsel,” ungkap dia.
Diakui, calon petahana memang memiliki potensi yang cukup besar. Namun, bukan berarti tidak ada lawan yang bisa menandingi. Semua itu, tergantung strategi masing-masing parpol. Misalnya, melihat kekurangan dari calon petahana selama memimpin Bolsel.
‘’Ini hanya soal kemauan. Tapi jika yang diinginkan parpol adalah hal-hal instan tanpa ada kaderisasi di internal parpol, maka akan sulit,’’ tandasnya. (*)