TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Banyak perubahan arah kebijakan pemerintahan akibat pandemi Covid-19 yang melanda hampir tiga bulan terakhir ini. Salah satunya adalah refocusing anggaran.
Refocusing anggaran itu, untuk menyeleksi dana yang dinilai belum terlalu penting dan dialihkan untuk penanangan Covid-19.
Jika di daerah Kabupaten Bolmong menyiapkan bibit jagung, padi serta pupuk dan bibit perikanan sebagai langkah ketahanan pangan, justru di Kota Kotamobagu pemerintah malah menyalurkan bibit durian.
Menurut Febri Bambuena salah satu pemerhati pemerintahan, keseriusan pemerintah untuk menetapkan kebijakan dalam rangka jaring pengaman sosial saat ini, harusnya lebih berfokus untuk antisipasi kerawanan pangan.
Namun, apa urgennya pengadaan bibit durian saat pandemi Covid-19 ini di Kotamobagu. Masyarakat saat ini butuh pangan yang sifatnya jangka pendek, ketimbang durian yang harus menunggu sampai lima tahun.
“Kebijakan pemerintah untuk menghadapi kondisi saat ini, selain menyalurkan bantuan bahan pokok, juga antisipasi terjadi kerawanan pangan,” ucap Mahasiswa UMI Makassar jurusan Pemerintahan ini.
Kebijakan strategis anggaran (budgeting) kata dia, merupakan sumber daya yang sangat penting dalam rangka memperkuat seluruh kebijakan penanganan wabah corona ini.
Bicara soal anggaran, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah mengeluarkan Instruksi Presiden atau Inpres Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocusing kegiatan, realokasi anggaran serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan Covid-19.
Inpres nomor 04/2020 tersebut menjadi pedoman bagi seluruh kepala daerah yang wilayahnya terkena dampak secara langsung ataupun tidak langsung memerlukan tindakan antisipasi dan pemulihan situasi/kondisi.
Situs resmi Kemenkeu merilis anggaran belanja yang dapat direalokasi untuk refocussing belanja pada pencegahan dan penanganan Covid-19. Bahwa anggaran yang dapat dilakukan realokasi atau revisi adalah kegiatan yang secara umum kurang prioritas, dana yang masih diblokir, yang belum ditenderkan, kegiatan yang dibatalkan karena situasi yang berubah seperti wabah Covid-19 saat ini.
“Saat ini, apa urgennya dengan bibit durian. Saat ini yang dibutuhkan adalah pengadaan bibit jagung atau padi untuk ketahanan pangan,” ungkapnya.
Dia menjelaskna, kegiatan non prioritas yang mungkin dilakukan realokasi dan refocusing yaitu belanja barang atau belanja yang tidak mendesak, dan belanja modal yang tidak urgen kebutuhannya dan dimungkinkan ditunda.
Ragam belanja yang dialihkan untuk kegiatan darurat kesehatan seperti biaya perjalanan dinas, biaya rapat, workshop, pelatihan, dan belanja yang tidak relevan dengan fokus kebijakan pemerintah menangani pandemi Covid-19.
“Perubahan anggaran di pusat kemudian diikuti pula dengan perubahan anggaran pada tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes),” ungkapnya.
Pemerintah sudah meminta agar kepala desa dapat memanfaatkan dana desa untuk mengatasi dampak corona terutama untuk meringankan beban warga.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran No 8 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap Covid-19 dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa.
Surat edaran itu sendiri merupakan tindak lanjut dari arahan atau instruksi Presiden Joko Widodo terkait dengan prioritas penggunaan dana desa untuk memperkuat sendi-sendi ekonomi melalui Padat Karya Tunai Desa (PKTD) dan penguatan kesehatan masyarakat melalui pencegahan dan penanganan Covid-19.
Sikap hati-hati (prudent) dalam mengelola anggaran akan mampu meningkatkan kepercayaan publik sekaligus meningkatkan integritas pemerintah daerah.
“Terakhir yang paling penting adalah memastikan bahwa dana yang telah dialokasikan tersebut digunakan tepat sasaran. Sehingga akan menghindarkan pertanggung jawaban anggaran yang menimbulkan tindak pidana korupsi,” pungkasnya.
Diketahui Wakil Walikota Kotamobagu Nayodo Koerniawan membagikan bibit pohon durian untuk 4 kelompok tani. Bibit tersebut bersumber dari dana APBD Kotamobagu tahun 2020 ini.
Plt Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan (Dispertanak) Kotamobagu Mohammad Yahya mengataka, ada 1000 bibit pohon duriian yang diberikan untuk 4 kelompok tani yang ada di Kotambagu.
Namun dalam waktu dekat akan ada bibit jagung dan sayuran yang akan diberikan. Bibit jagung dan sayur itu bersumber dari APBD.
Direncanakan juga lanjut Yahya, pada Juli akan ada bibit jagung bantuan dari Provinsi kurang lebih 1.836 haktare. Begitu juga bibit Padi sawah untuk 630 hekatare.
“Tinggal menunggu dari pemerintah pusat,” ucap Yahya.
Sedangnkan sektor perikanan, dapat bantuan APBN Dari Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu, 6 paket Bioflok ikan Lele, dalam pengerjaan dan bantuan Calon Induk Nila 4 paket.
“Yang lain kita masih akan konsultasikan dengan Bapelitbangdal dalam waktu dekat ini. Termasuk verifikasi lapangan bantuan APBN dampak COVID 19 Bidang Pertanian pangan, Bidang Perikanan dan Bidang peternakan,” pungkasnya. (*)