TOTABUAN.CO — Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan jika komitmen pendidikan bersama antara TNI-Polri yang digelar pada tahun ini bukan upaya pemiliteran polisi dan sebaliknya.
“Oh ndak. Saya pikir semuanya telah membangun karakter yang kuat. Yang diharapkan adalah membangun soliditas. Jangan buru-buru bicara sinergitas kalau soliditas tidak bisa terbangun,” kata Moeldoko di Gedung STIK/PTIK, Selasa (3/3).
Soliditas itu bisa terbangun melalui proses saat seseorang menderita bersama-sama rekannya yang lain. Tapi kalau sesuatu itu dilalui dengan gampang maka soliditas tidak akan terjadi.
“Kalau tidak ada yang di makan ya nanti makan supermi sama-sama di masa sulit. Waktu pendidikan dulu saya dan beliau (Wakapolri Komjen Badrodin Haiti) makan supermi dan telur sama-sama. Disitu terbangun emosi yang sama dan muncul soliditas,” bebernya.
Latihan bersama yang akan digelar pada 2015 dan untuk siswa Akmil dan taruna Akpol akan digelar di Akmil di Magelang selama 6 minggu.
Saat ditanya mengapa yang ikut pendidikan bersama adalah calon perwira TNI-Polri, Moeldoko menjawab, hal itu karena para perwira itu yang nanti akan jadi komandan.
“Dari pimpinan itu bisa mengendalikan anak buahnya dengan baik, maka kalau terjadi sesuatu di lapangan gampang mengendalikannya. Saling melirik saja (nanti) sudah gak pa pa, kalau sekarang saling melirik dikira meledek,” katanya.
Dalam pendidikan bersama itu, yang dipelajari adalah sesuatu yang sama dan tidak ada yang spesifik, seperti kesehatan jasmani, rohani, dan baris-berbaris.
Seperti diberitakan sebelumnya, pendidikan bersama ini telah digagas sejak November tahun lalu pascabentrok TNI-Polri di Batam, Kepulauan Riau.
sumber : beritasatu.com